Sementara itu, Galang mengalami periode kesendirian dan kehilangan. Tanpa kehadiran Shena, dia menyadari betapa toxic perilakunya dan mencoba untuk merubah diri. Namun, keberhasilannya dalam merubah sikapnya tidak bisa mengembalikan apa yang telah hilang. Dia memutuskan untuk mencari bantuan profesional dan mengikuti terapi untuk mengatasi masalah psikologisnya.
Selama proses pemulihan mereka, keduanya secara tidak sengaja bertemu di salah satu tempat yang pernah menjadi saksi cinta mereka dulu. Pertemuan itu penuh dengan emosi yang rumit, tetapi keduanya menyadari bahwa mereka berdua harus melanjutkan hidup mereka masing-masing.
Shena dan Galang tidak kembali bersama, tetapi kisah ini mengajarkan kita bahwa setiap akhir membawa peluang baru. Keduanya belajar untuk merangkul pertumbuhan pribadi mereka dan menerima bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam hubungan yang toxic.
Pada akhirnya, cerita ini memberikan pesan bahwa cinta sejati ialah yang membebaskan, memberikan kebahagiaan, dan memungkinkan kita untuk tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Racun cinta yang merajalela mungkin melumpuhkan, tetapi dengan keberanian untuk melepaskan dan memulai kembali, kita dapat menemukan cahaya di ujung terowongan.
Dengan demikian, Shena dan Galang melangkah maju, membawa pengalaman pahit mereka sebagai pembelajaran berharga. Keduanya menuju masa depan yang lebih cerah, menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan sehat secara emosional.
Beberapa bulan berlalu, dan Shena terus menemukan kedamaian dalam perjalanan pemulihannya. Dia menyadari kekuatannya untuk mengatasi rasa sakit dan trauma yang dialaminya selama ini. Shena mengejar hobi dan minatnya yang dulu terabaikan, menemukan kembali identitasnya yang sebenarnya.
Wulan, sebagai sahabat yang setia, terus mendukungnya sepanjang perjalanan ini. Mereka bersama-sama menjalani berbagai kegiatan yang memperkuat ikatan persahabatan mereka. Shena menyadari betapa beruntungnya dia memiliki teman sejati seperti Wulan, yang selalu ada di saat-saat susah.
Sementara itu, Galang juga menjalani perjalanan pemulihannya dengan tekun. Terapi psikologis membantu mengungkap akar masalahnya dan memberikan wawasan tentang bagaimana dia dapat merubah perilakunya yang merusak. Galang belajar untuk mengendalikan emosinya dan mendalami pemahaman diri.
Suatu hari, tanpa sengaja, Shena dan Galang bertemu di sebuah pameran seni lokal. Pertemuan itu tidak kikuk, tetapi penuh dengan kedewasaan dan saling pengertian. Keduanya berbicara dengan jujur tentang perjalanan mereka masing-masing dan menyampaikan maaf secara tulus.
Meskipun ada rasa lega dalam pertemuan itu, keduanya menyadari bahwa untuk kembali bersama tidak mungkin. Mereka telah tumbuh dan berubah menjadi individu yang lebih kuat dan sadar. Sebagai gantinya, mereka memutuskan untuk menjalin persahabatan yang sehat, saling mendukung dalam perjalanan hidup masing-masing.
Kisah Shena dan Galang menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitar mereka. Teman-teman mereka melihat betapa pentingnya menjaga kesehatan hubungan dan memiliki keberanian untuk melepaskan yang tidak sehat. Pemulihan Shena dan Galang tidak hanya tentang menyembuhkan luka cinta, tetapi juga tentang menemukan kedamaian dalam diri mereka sendiri.