Karena indahnya spot jejeran bambu ini, tidak hanya wisatawan saja yang berfoto. Tapi, pasangan yang akan menikah pun memilih tempat ini sebagai spot foto pre-wedding. Tentunya, hasil foto akan sangat menarik. Bahkan tak jarang, terlihat seperti sedang berada di Sagano Bamboo Forest Jepang.
Hutan Bambu Keputih tidak dibuat menjadi tempat wisata dengan sengaja. Bahkan sebelum menjadi objek wisata, tempat ini merupakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir). TPA ini sudah ada sejak tahun 1970, kemudian pemerintah kota menutupnya sekitar tahun 2000. Sementara lokasi yang dulunya TPA Keputih dipindahkan ke daerah Benowo.
Supaya tidak terbengkalai, pemerintah kota sengaja menanam bibit bambu di area tersebut. Dan setelah belasan tahun, tempat tersebut tumbuh pepohonan bambu yang lebat. Dirapikan sehingga terlihat seperti sekarang ini. Hingga menjadi tempat wisata yang sangat menarik dikunjungi.
Untuk menjaga kelestarian area, Pemkot Surabaya membentuk satgas. Satgas ini bertugas mengamankan area taman supaya tetap lestari. Dimana telah ditetapkan 15 orang satgas untuk bertanggung jawab. Dan karena lestarinya, tak heran jika 800 pengunjung mendatangi objek wisata ini per minggunya.
Jika kalian berkunjung ke Hutan bambu keputih Surabaya ini. jangan lupa untuk menaati peraturan yang berlaku, dan buanglah sampah pada tempatnya. agar alam kita tetap terjaga, dan tetap lestari. Salam lestari.....