Mohon tunggu...
Fiqram Iqra Pradana
Fiqram Iqra Pradana Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai hal yang berbeda

Biasa saja!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagaimana Caranya agar Bisa Menikmati Pekerjaan?

20 Desember 2019   18:12 Diperbarui: 21 Desember 2019   22:45 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber gambar: Pixabay)

Setiap orang memimpikan pekerjaan dengan jabatan strategis namun terkadang ada sebagian orang yang menggunakan cara yang instant. Ingin langsung menduduki posisi puncak tanpa usaha yang keras. 

Biasanya menggunakan orang dalam dengan bentuk gratifikasi. Orang-orang seperti ini menganggap status sosial sangat penting. Kerap kita jumpai lulusan SMA dan S1 yang menjadi pegawai honorer di kantor-kantor. Memang keren memakai seragam, namun perihal gaji sangat kecil. Namun anehnya banyak juga yang bertahan.

Namun ada juga orang yang fokus pada uang. Ia bekerja untuk mendapatkan uang. Bisa jadi ada tuntutan hidup atau sudah memiliki tanggung jawab berupa keluarga. 

Orang-orang tipe ini melamar kerja berdasarkan banyaknya uang yang didapatkan. Semakin banyak uang yang didapatkan, maka semakin nyaman ia tetap berada di tempat kerjanya. Namun jika ada lamaran kerja ditempat lain yang gajinya tinggi, ia akan buru-buru resign. Orang tipe ini tidak punya pendirian. Ia bagai daun yang tertiup angin.

Ada pula yang mencari kerja yang fokus untuk menambah pengalaman. Fokus mereka adalah memperbesar kemampuan mencari uang. Pekerjaan apapun yang ia kerjakan pasti dilakukan dengan sepenuh hati. 

Namun, pada akhirnya bisa menemui kejenuhan karena bisa jadi apa yang ia kerjakan bukan menjadi passion atau kesukaannya. Kelak mungkin memiliki segudang pengalaman dan uang namun tidak kunjung merasa bahagia.

Paradigma Bekerja

Menurut Arvan Pradiansyah, ada tiga paradigma dalam bekerja. Pertama, bekerja sebagai job. Bekerja untuk orang lain. Kedua, bekerja sebagai career. Bekerja untuk diri sendiri. Ketiga, bekerja sebagai calling. Bekerja karena panggilan jiwa. Pelayanan adalah hal utama.

Baik kita bahas satu persatu. Bekerja sebagai job. Jika kita masuk dalam kategori pertama maka kita melamar pekerjaan berdasarkan gaji. Jadi kita melamar pekerjaan ke perusahaan atau kantor untuk mendapatkan uang. Kita bekerja untuk memenuhi target perusahaan dan kantor atau sama artinya kita bekerja untuk orang lain.

Bekerja sebagai career. Jika kita masuk kategori paradigma kedua maka setiap pekerjaan yang dilamar adalah sesuatu yang mendukung atau melengkapi karir yang akan didapatkan dimasa depan. Bahkan ia rela melakukan kegiatan sosial atau pekerjaan tanpa dibayar namun memiliki segudang pengalaman untuk menunjang karirnya.

Bekerja sebagai calling. Jika kita masuk kategori terakhir maka kita bekerja dengan panggilan jiwa. Bukan uang yang menjadi utama atau bukan pula fokus untuk karir pribadi namun fokus pada pelayanan kepada orang lain. 

Pelayanan kepada orang lain akan mendatangkan kebahagiaan. Bukan kesenagan semata. Bisa jadi ia hanya tukang becak atau office boy tapi dia merasa senang ketika melayani orang lain. Mereka merasa bahagia jika bisa memberikan manfaat kepada orang lain.

Bekerja sebagai Ibadah

Apakah menurut Anda bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga adalah ibadah? Jika Anda menjawab iya, maka Anda seperti orang-orang pada umumnya. Padahal bekerja dan konsekuensi bekerja adalah dua hal yang berbeda. Gaji yang Anda harapkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga itu adalah konsekuensi dari pekerjaan, bukan pekerjaan itu sendiri.

Bekerja termasuk ibadah jika ketika bekerja kita melakukan pelayanan yang baik. Fokus pada orang yang kita layani. Orang-orang merasa puas atas layanan yang diberikan dan kita pula dengan senang hati melakukan pekerjaan tersebut. Ujungnya adalah kebahagiaan yang didapatkan.

Begitulah dampak yang kita rasakan jika kita melakukan aktivitas atau kegiatan sesuai dengan fitrahnya. Kita merasa bahagia dalam menjalani kehidupan. Inilah esensi dari menikmati pekerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun