Mohon tunggu...
Fiqram Iqra Pradana
Fiqram Iqra Pradana Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai hal yang berbeda

Biasa saja!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengembangkan Koneksi Neuron Melalui Free Writing

13 Desember 2019   22:59 Diperbarui: 14 Desember 2019   04:00 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nulis (Sumber: www.ongenealogy.com)

Setiap aktivitas manusia selalu berkaitan dengan otak, hal itu menjadi wajar saja karena memang otaklah yang menjadi pusat kontrol tubuh manusia. 

Apakah hanya itu kehebatan otak? Ternyata tidak guys. Lebih dari pusat kontrol, di antaranya ia juga mengatur tentang kesadaran, pengambilan keputusan (decision making), moral (penilaian baik dan buruk), abstraksi, bahkan imajinasi.

Organ otak itu yah jika dilihat lebih detail sampai ke tingkat sel, maka hanya terdiri dari kumpulan-kumpulan neuron yang bergabung dan berkumpul sesuai fungsi dan bentuk yang diembannya. 

Semua ahli yang kita kenal seperti Einstain, Marian Diamond, bahkan mistikus Hazrat Inayat Khan mengungkapkan kehebatan organ ini. Bahkan ada yang mengatakan bahwa otak itu adalah keajaiban yang ada pada manusia. 

Bagi saya sih bukan hanya otaknya yang penting, tapi belajar tentang otak jauh lebih penting. Kenapa? Yah gimana mau ngerti kehebatan otak kalau kita sendiri belum paham banyak tentang otak, 

Oke guys, mari kita bahas apa itu neuron. Neuron adalah nama sel yang ada di otak, biasaya disebut sel saraf neuron. Nah, sel neuron itulah inti yang ada di otak, artinya dialah sel yang berperan penting selain sel glia dalam membangun berbagai fungsi luhur yang ada pada otak manusia. 

Sel neuron ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu dendrit, inti sel, dan akson. Kalau bentuk sel neuron itu persis seperti bentuk tangan dan jari yang dibuka lebar. 

Ilustrasi neuron (Sumber gambar: Pixabay)
Ilustrasi neuron (Sumber gambar: Pixabay)

Jari tangan menggambarkan dendrit, telapak tangan menggambarkan inti sel, sedangkan lengan sampai siku menggambarkan akson. Baca aja yah, enggak usah dihapal istilahnya. Saya juga enggak hapal kok, hehehe.

Jadi seperti yang saya jelaskan di atas bahwa otak itu jika dilihat lebih detail hanya kumpulan neuron. Konon menurut penelitian ilmuwan neurosains, proses belajar itu menghubungkan koneksi antar neuron yang akan membentuk sirkuit. Ibarat membuat jembatan yang menghubungkan dua tempat yang awalnya terpisah. 

Membuat jembatan itu butuh proses loh jangan dibayangin langsung jadi yah. Awalnya tali yang coba dihubungkan, dari tali terus dibuat pijakan sederhana dari kayu, dari kayu coba dibuat lagi dinding jembatan buat pegangan, terus setelah itu pijakan jembatan diperkuat lagi sampai akhirnya terbentuklah jembatan besi yang kita sering lalui ketika mudik. 

Jadi belajar itu seperti buat jembatan (sirkuit neuron), semakin sering kita belajar maka jembatan yang terbuat semakin kuat dan bagus. Mau bolak-balik pun mudah tanpa kendala, nah begitulah kalau orang yang sering belajar. Coba bayangin orang yang sistem belajarnya Sistem Kebut Semalam atau istilah kerennya SKS, gimana jadinya yah?

Mengenai belajar, ada banyak bentuk dan cara, tergantung dengan kesenangan masing-masing. yang jelas semakin banyak Indera kita yang bekerja, maka semakin baik proses belajar tersebut. Contohnya menulis. Menulis itu selain melibatkan pikiran, menulis juga membantu kita mengikat apa yang kita ketahui atau apa yang kita pelajari. 

Menurut Matthew McDonald pengarang buku "Your Brain the Missing Manual" dikatakan bahwa seringkali cara paling mudah untuk mengingat sesuatu adalah dengan menuliskannya. Bahkan dalam kitab "Ta'lim Mutaallim" disebutkan bahwa ikatlah ilmumu dengan menulis.

Namun terkadang dalam menulis kita sering menemukan berbagai kesulitannya dulu, misalnya karena kekurangan kosa kata, bingung mau mulai dari mana, tidak percaya diri, atau terjebak dengan metode penulisan yang harus diikuti.

Ada satu teknik menulis yang memiliki ciri khas "bebas" dalam penulisannya yang dinamakan free writing. Free writing adalah salah satu teknik menulis yang diracik oleh Peter Elbow seorang profesor dari Universitas Massachusetts yang diperkenalkan melalui bukunya berjudul "Writing Without Teachers". 

Menulis bebas artinya memberikan kebebasan penulis untuk mengeluarkan semua isi kepalanya baik itu ide, hasil mengamati, pengalaman, dan sebagainya tanpa adanya standarisasi tertentu atau tolak ukur harus begini atau begitu. Pokoknya menulis dengan bebas mengenai apa yang dipikirkan, dirasakan atau yang dialami.

Teknik free writing berbeda dengan brainstorming dan automatic writing. Kalau brainstorming itu menulis poin -poin secara acak, pokoknya apa yang keluar dari pikiran tanpa harus nyambung kalimatnya, sedangkan automatic writing itu menulis dengan teknik bawah sadar (otomatis) saya juga bingung gimana yah teknik ini karena menulis itu menurut saya dalam keadaan sadar tapi teknik ini ada loh.

Nah kebebasan dalam teknik free writing inilah yang memicu perkembangan koneksi antar neuron. Dalam neurosains, hal baru akan membuat koneksi neuron baru dan neuron yang tidak terpakai akan mati sesuai prinsip kerjanya "use it or lose it".

Jika ingin handal dalam menggunakan teknik free writing maka ada 5 syarat utama yaitu: memperbanyak membaca buku, memperbanyak mendengar, memperbanyak mengamati, memperbanyak merekam (tape recorder, camera, dll) dan memperbanyak menonton film. Lima hal tersebut yang akan memperkaya kebebasan dalam menulis.

Akhirnya ketika free writing sudah menjadi aktivitas yang disenangi, maka di dalam otak akan terjadi perkembangan koneksi neuron setiap hari karena hal baru yang terus didapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun