Mohon tunggu...
Siti Nur Wafiqoh
Siti Nur Wafiqoh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga 21104080031

Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

ANTOLOGI PUISI DUA NEGARA PENDIDIKAN DAN PERSAUDARAAN SERUMPUN

27 April 2024   14:26 Diperbarui: 27 April 2024   14:33 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saudara bangsaku
ditulis satu benua Asia Tenggara
yang dijuluki negara serumpun
karena memiliki banyak kesamaan
 sosial, budaya, sejarah kerajaan, dan agama.

Menggenggam erat jemari dua bangsa
kerja sama diberbagai bidang
bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang sosial
perlahan melangkah menuju negara maju menghadapi revolusi peradaban dunia yang baru.

TANDA TANYA
Oleh : Luthfiya Nurul Aulya

Di balik tirai, tangis samar terdengar
terbatas ekonomi, harapan pudar
semesta tampil hambar
jiwa rapuh berlogak tegar.

Langkah terundur, asa tidak luntur
mengumpulkan harta untuk meraih cita luhur
tiada apa jika perlu menunda
janji, aku tetap akan sarjana

Wahai jiwa yang beruntung
sudahkah engkau bersyukur?
S1, S2, S3, tidak menjamin hidup makmur
namun menjadi penggiling kebodohan hingga melebur

Meski jalan penuh kerikil dan duri
mengejar ilmu takkan membawa rugi
pena dan jeritan kerinduan menjadi saksi
dengan ilmu, kokoh pondasi diri.

Teruslah merasa dahaga atas ilmu
jika pengembaraan telah usai
 tanyakan pada dirimu
sediakah berbakti pada negeri?

LELAH, HILANG ASA
Oleh: Aminandra Muhammad
Malam menapaki sepi, sunyi
bersama lilin yang membakar diri sendiri
daku sendiri, bersama skenario juang mimpi duniawi
hingga kini, arah tanpa mata angin kutapaki
jatuh bangun, terseok sandung, bagaikan santapan sehari-hari
namun, selalu kuhadapi dengan tabahnya Tuhan meberkati hati

Sepoi-sepoi angin berbisik
 "Bukalah tingkap duniawi."
sembari halaman demi halaman kupercayai
tanpa lelah kucoba menggapai apresiasi
 hanya untuk masa tua nanti.

Wahai diri!
perjalanan engkau masih panjang
hingga akhir liang kubur nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun