Mohon tunggu...
Siti Nur Wafiqoh
Siti Nur Wafiqoh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga 21104080031

Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

ANTOLOGI PUISI DUA NEGARA PENDIDIKAN DAN PERSAUDARAAN SERUMPUN

27 April 2024   14:26 Diperbarui: 27 April 2024   14:33 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di negeri keluhuran, mentari menyinari pendidikan tumbuh, cahava hersemi
 anak-anak muda, ilmu dikejar
satu cita-cita, masa depan terpahat

Dari Sabang hingga Merauke, ziarah pengetahuan
tinta pena menari, melukis impian
persaudaraan serumpun, dalam warna-warni berbagi ilmu, menggapai puncak jiwa

Dari jauh datang sahabat, lintasi lautan
peluk erat erat, hati menjadi satu
bukan hanya batas, negara menghubungkan pendidikan dan persaudaraan, ialinan abadi.

Bersama kita maju, berbagi segala
dalam ilmu dan cinta, negeri berjaya
pendidikan memupuk, persaudaraan mengatup serumpun bercahaya, harapan pun membara.

HARMONI ILMU PERSAUDARAAN ABADI
Oleh : Chofifah Nur Laili

Dalam gelapnya malam cahaya terpancar
 ilmu cemerlang tuntunan yang terang pendidikan terangi jiwa yang lapar
serumpun persaudaraan takkan pernah kandas.

Bersama kita belajar saling memberi tangan seperti pohon rindang akar-akar erat menggenggam
tak peduli suku, ras, atau bangsa yang berbeda persaudaraan serumpun mengalir dalam darah.

Di sekolah ilmu kita temukn jati diri
bersama-sama tumbuh seperti bunga di taman pendidikan tangga inenuju masa depan terang pendidikan serumpun abadi dalam sanubari.

Hormati ilmu jalin tali persaudaraan
serumpun yang bersatu kuat tak terkalahkan pendidikan dan persaudaraan tumbuh bersama selamanya
bersinar cemerlang seperti bintang di angkasa.

SAUDARA BANGSAKU
Oleh : Khoirin Nida

Persaudaraan Indonesia-Malaysia
berawal dari sesama negara yang dijajah
terjalin persaudaraan antara bangsa
bagai akar yang saling bertautan
demi tegaknya sebuah pohon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun