Meski akan terjaga konsistensi kebijakan pemerintah AS, namun di sana sini bukannya tidak ada perubahan kebijakan. Saat ini masih sulit untuk menerka sejauh mana perubahan kebijakan akan terjadi dibawah Trump.
Kesulitan untuk menerka karena Trump belum bertemu dengan para birokrat. Interaksi ini penting karena akan diketahui sejauh mana janji kampanye Trump dapat terakomodasi.
Kesulitan untuk menerka juga disebabkan karena Trump belum terpapar dengan berbagai kompleksitas untuk mewujudkan janji kampanyenya.
Oleh karenanya bagi banyak negara, termasuk Indonesia, tindakan yang tepat saat ini pasca terpilihnya Trump sebagai Presiden AS adalah menunggu dan melihat.
WNI di AS harus waspada
Saat ini diberitakan di AS terjadi berbagai intimidasi terhadap kaum minoritas dan mereka yang menggunakan atribut Islam. Pihak-pihak yang mengintimidasi seolah memiliki legitimasi setelah kemenangan Presiden Terpilih Donald Trump.
Dalam konteks ini ada baiknya Pemerintah Indonesia meminta perhatian kepada Pemerintah AS untuk melakukan perlindungan bagi warga negara Indonesia, khususnya mereka yang menggunakan atribut Islam.
Bila perlu pemerintah mengeluarkan travel warning bagi WNI baik yang saat ini sedang di AS maupun yang akan berpergian agar mereka berhati-hati. Pemerintah juga bisa menyampaikan agar bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan untuk segera mengontak perwakilan RI terdekat.
Pemerintah Indonesia juga perlu mendorong perwakilan AS yang ada di Indonesia untuk melakukan sosialisasi bahwa kampanye Trump yang kerap sangat merugikan Islam akan berbeda saat Trump menjadi Presiden.
Ini untuk mencegah kompleksitas ketika pemerintah Indonesia melakukan hubungan dengan pemerintah AS dibawah Presiden Trump. Jangan sampai pemerintah dituding oleh publiknya mau bekerjasama dengan pemerintah suatu negara yang tidak bersahabat dengan Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H