Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bubuk Kopi Terakhir

4 Desember 2017   23:06 Diperbarui: 4 Desember 2017   23:15 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kopi dan bubuk kopi: www.mesinpertanian.com

"Kita bercanda. Tidakkah kau ingat, saat bubuk kopi terakhir kita dulu. Membuat kita minum kopi segelas berdua. Tidakkah kau ingat Nung. Ayolah, kembalilah pada pertemanan kita Nung. Soal Lastri, ia tidak memilihmu Nung,"

Danung menjatuhkan kerisnya. Menangis dan bertekut lutut di tanah. Lalu Sulaiman ikut bertekuk memeluk Danung. Mereka kembali dalam pelukan persahabatan. Namun beberapa saat kemudian, Lastri dari belakang menusuk tubuh Danung dengan keris.

"Lastri, apa yang kau lakukan?" tanya Sulaiman.

"Sudah ayo pak. Kita lari saja. Orang ini sudah banya menyusahkan rumah tangga kita selama ini. Kita segera ketempat pengungsian saja Pak," jelas Lastri.

Akhirnya merekapun meninggalkan Danung yang telah bersimbah darah tergeletak diguyur hujan.

Sei Rampah 4/11/2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun