***
Usai memenuhi kebutuhan istrinya, Fadli kembali keluar rumah. Tiga jam lagi menunjukkan tengah malam. Fadli sudah bersama Bang Marco dan dua orang lainnya.
"Tenang Kau Fad, hasil kita malam ini kita bagi rata.... ok," Marco meyakinkan Fadli.
Saat itu juga mereka memulai aksinya. Bukan aksi yang mudah, para bajing loncat didikan Marco itu harus kejar-kejaran di belakang truk dan memanjat bak truk melalui sepeda motor. Fadli hanya ditugaskan untuk mengendarai sepeda motor.
Tujuh truk berhasil mereka jarah dengan menjatuhkan barang-barang muatan di jalanan. Fadli mulai senang. Tapi mereka berempat masih saja serakah. Rintikan hujan masih terus berlanjut. Tak adalagi rasa dingin, truk ke delapan melewati jalan. Mereka kembali pada aksinya.
Namun kini naas. Rombongan lelaki berbaju preman mengepung mereka. Truk dihentikan, dua anggota Marco yang berada di dalam bak truk ditangkap. Fadli tak ingin hukuman padanya semakin berat, iapun menyerah. Namun Marco Sang Raja Bajing Loncat terus mengendarai sepedamotornya di tengah hujan yang semakin deras.
Tak lama, Marco harus laga kambing dengan truk yang berlawanan arah. Pada akhirnya iapun tewas. Fadli hanya bisa menangis dan memohon ampunan pada aparat kepolisian. Fadli harus menerima kenyataan tak dapat melihat kelahiran anaknya lantaran harus mendekam di balik penjara.
Sei Rampah 28/11/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H