SEPENGGAL ceramah Ustadz Din Ahmad Syamsuddin tadi sangat membekas di benak Pak Lubis. Dalam perjalanan pulang, Pak Lubis teringat keinginan Rano untuk membuat kelompok belajar bagi anak-anak jalanan.
“No, besok kita beli bahan-bahan untuk kegiatan belajar. Kamu panggil kawan-kawan kamu yang mau ikut belajar,” kata Pak Lubis.
“Baik pak,” jawab Rano.
Pagi hari Rano telah menelusuri jejalanan di kawasan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Diincarnya teman-temannya dulu yang masih saja mencari uang dengan cara Carmod.
“Man, belajar yok dirumahku tiap sore mau?” Rano mengajak Parman.
“...nggak ah, malas,” jawab Parman tak peduli.
Rano terus saja berusaha mengajak anak-anak jalanan yang tidak bersekolah. Namun tak ada yang menginginkan pendidikan. Bahkan Rano dicemooh oleh teman-temannya itu. Begitupun Rano tetap bekerja di reparasi jam pinggiran jalan yang kini dikelolanya sendiri.
Malam hari Rano dan keluarga angkatnya berkumpul.
“Gimana no?, ada yang mau ikut?. Bapak sudah niat, sebagian warung kita ini buat ruangan belajar kelompok anak jalanan nanti. Lagi pula jualan kita kan sudah kurang laris, enggak perlu besar-besar lagi,” jelas Pak Lubis.
Malam hari dari tidurnya Rano berfikir agar para anak jalanan di sekitaran mau ikut untuk belajar bersama-sama.
***