Sudah sekitar dua jam perjalananmu. Percobaan terakhir, kalian kembali di dekat pohon bambu tadi.
“Aduh gimana nih Rid,” kau mulai mengeluh.
Ine mulai terisak, “takuuuttt.,,,..”
“Kamu kok ngajak aku ke tempat beginian sih;” sesal Ine pada pacarnya.
‘Ya, kan kamu yang minta turun,” jawab Farid pada Ine.
Kau mulai mengarahkan senter ke arah langit. Memberikan tanda SOS di tengah hutan. Berharap ada yang membantu. Kalian bertiga hanya bisa diam menunggu bantuan. Ine sudah mulai membaca-baca ayat suci. Bagimu itu semakin menambah kesan horor.
Lelah kau mengarah senter ke langit. Kau mulai menurunkan senter itu dan.... kau beserta Ine berteriak dan melempar senter menyeret tubuhmu kebelakang. Kau melihat sesosok orang yang sangat tinggi dengan rambut keriting dan wajah yang tak jelas.
Farid hanya berucap dan bertasbih. Kau sepertinya terseret beberapa meter dari posisi semula. “Fariiiiiiiiiidddd tooooooolooooonggg,” teriakanmu menggema di tengah hutan. Kini kau hanya bisa duduk sambil menangis dan berzikir. Sepertinya senter yang terjatuh sudah mulai redup.
Kini giliran suara Ine terdengar, sepertinya ada gesekan-gesekan dedaunan. Tampaknya Ine juga diseret yang kau tak tahu kemana. Kau coba berlari meraih senter yang telah redup. Tampak Farid terkulai memejamkan mata.
Tiba-tiba saja Farid seperti ada yang menarik. Seketika itu juga sentermu mati. Kau hanya bisa berteriak-teriak minta tolong. Kini kau tak mengetahui keberadaan Farid. Kau sendiri, terseok-seok ketakutan.
Hingga kau merasakan ada sosok besar yang mendekapmu. Kau menjerit-jerit. Semakin keras suaramu, kau berteriak terus menerus semakin mencoba mengeraskan suaramu. Hingga tenagamu tak ada lagi untuk berteriak. Pada akhirnya kau tak lagi berdaya dan jatuh di atas tanah.