Mohon tunggu...
Fiqih Purnama
Fiqih Purnama Mohon Tunggu... PNS -

Penulis Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Horor dan Misteri] Genteut

27 September 2016   22:49 Diperbarui: 27 September 2016   22:52 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KAMU telah merancanakan kemping bersama teman-teman pecinta alam dua Minggu lalu. Besok adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Nurul memberikan pesan singkat, titik kumpul berada di tengah kota pukul 07.00 Wib. Sampai di  sana kalian konvoi menggunakan sepeda motor.

Kau telat, waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 Wib. Dari kos-kosan memerlukan waktu setengah jam menuju tengah kota. Kau berharap teman-teman mau menunggumu. Ternyata benar, teman-temanmu sudah menunggu. Kau terkejut ternyata Farid membawa pacarnya Ine.

Kalian menjadi delapan orang. Kau, Nurul, Farid, Ine, Eris, Zul, Nasrah dan Gina. Enam orang perempuan, dua orang lelaki. Mereka telah menunggumu di warung kopi Simpang Lima. Perlengkapan kemping sudah ready dengan ransel yang besar-besar.

Dua puluh menit mereka menunggumu. Ada empat sepeda motor. Satu kendaraan dua orang berboncengan. Kalianpun memulai perjalanan. Sebenarnya tidak begitu jauh dari ibu kota. Dataran tinggi dan kawasan hutan Kuta Malaka hanya memakan waktu satu jam. Ditambah perjalanan mendaki gunung menggunakan sepeda motor juga satu jam.

Kini kau dan teman-temanmu sudah berada di puncak. Farid dan Zul menjadi pekerja keras mendirikan tenda. Kau dan para ratu lainnya sibuk selfie dari satu panorama ke panorama lainnya. Akhirnya, makan siang pun sudah tersaji.

Nasi dan mie instan adalah makanan yang khas saat kemping. Kau terheran melihat Ine karena tampaknya dia tak menyukai makanan seadanya itu. Dalam hatimu “Dasar anak manja, rasakanlah hidup susah di hutan.”

Terlebih Ine sibuk mencari-cari jaringan. Membuka handphonenya bolak balik. Kau mulai meremehkannya. Sepertinya kau sedikit memiliki rasa pada Farid. “Eh Ine, disini tu enggak ada jaringan,” katamu sinis kepada Ine.

“....aduuuuhh, kok enggak pada bilang sih. Tahu gitu kan aku gak perlu ikut,” jawab Ine.

“Lah, gimana si Farid. Dia kan sudah sering kemping. Apa enggak diberi tahunya?” sahut Nurul. Kau seperti berada di atas angin bisa memojokkan Ine.

“Ya elah, namanya usaha biar bisa sama kekasih,” timpal Eris.

“Aduuhhh, apaan sih ini. Sayang, kan Cuma satu malam kita disini. Besok juga udah pulang,” kata Farid pada Ine.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun