Mohon tunggu...
Fiqih Purnama
Fiqih Purnama Mohon Tunggu... PNS -

Penulis Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengenang

25 September 2016   23:30 Diperbarui: 26 September 2016   09:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku haus kasih sayang. Kau sering mennggalkanku. Aku kesepian karena kau yang sangat jarang bersamaku suamiku,” ucapnya lagi.

“Lantas,  apa itu menghalalkanmu untuk bermain gila?”

“Bukan seperti itu sayang, tapi aku khilaf. Kejadian itu berjalan usai kau menitip surprise untukku pada temanmu. Dari itulah temanmu merayuku dan membuatku terjerumus dalam hubungan ini. Maafkan aku sayang,” kilahnya ketika itu.

Jika aku bersamanya, ia memang istri yang sangat baik. Ia melayaniku setiap waktu. Tak pernah aku marah padanya dalam urusan rumah tangga. Hanya satu itu kesalahannya. Bagiku adalah kesalahan besar dan sangat fatal.

Pernah aku sakit terkulai lemas seperti sekarang ini. Dia yang merawatku siang dan malam tak mengenal lelah. Kasih sayang wanita itu begitu kuat. Hari-hariku selalu bahagia bersamanya tanpa ada satupun keluhan.

Sayang, keegoisanku harus membawa kami dalam putusan pengadilan yang telah bosan melakukan meediasi. Padahal akupun bukanlah lelaki yang begitu suci. Jauh sebelum perceraian, aku juga kerap menduakannya, Beruntungnya aku tak sampai ketahuan.

***

Hari ini dipembaringanku, aku begitu menyesal. Setahun aku menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita lain, tak sedikitpun ada ketulusan dalam perjalanan itu. Aku kini telah ditinggal lantaran sakit karena radiasi di pekerjaan. Membuat seluruh inderaku lumpuh.

Wanita terakhirku ini tak menerima kondisiku yang seperti ini. Beda dengan dia yang kini kukenang. Kurasa Ia akan meemberikan rasa sayangnya dengan maksimal. Aku sungguh mengenang saat-saat bersamanya.

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttt

tttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun