Mohon tunggu...
Fiqih Purnama
Fiqih Purnama Mohon Tunggu... PNS -

Penulis Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beda antara Menghina dan Mengkritik Presiden

28 Agustus 2016   10:33 Diperbarui: 28 Agustus 2016   13:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita bayangkan saja. Pemilihan Presiden merupakan kedaulatan rakyat. Kemudian setelah mendapatkan hasilnya, massa yang berbeda dukungan malah menghina hasil politik tersebut. Artinya kedaulatannya sendiri yang dicemooh. Hasil dari sebuah alam demokrasi dicemoohnya. Seharusnya pada Era Reformasi seluruh masyarakat harus bahagia dan menjaga demokrasi dengan sebaik-baiknya.

Hal tersebut merupakan bagian dari pengawalan demokrasi. Jangan sampai perbedaan pilihan itu membuat demokrasi kita kembali pada masa yang kelam. Dimana kedaulatan kita harus diwakilkan dalam memanifestasi suprastruktur politik. Kemajuan dalam demokrasi langsung ini jangan lagi ada hinaan-hinaan pada hasilnya.

Yuk!!! “Hina” Jokowi

Bagaimana dengan tawaran saya pada sub judul terakhir?. Maukah kita untuk menghina suprastruktur politik hasil dari kedaulatan rakyat, yakni kita sendiri. Kita yang melakukan, kenapa kita yang harus menghina. Padahal kita hidup bukanlah individual melainkan bernegara. Kita di Negara dan bersosial.

Sudah sangat jelas, Menghina Presiden adalah menghina kedaulatan kita sendiri. Yuk mari, kita hina kedaulatan kita.  Hukuman bagi penghina Presiden, bukan berarti sebagai upaya untuk membuat Presiden kebal. Sangatlah beda antara menghina dan mengkritik. Di Era Jokowi mengkritik adalah hal yang sangat dibebaskan.

Tidak dengan menghina. Semua manusia akan marah jika dihina. Tapi dengan mengkritik. Marilah kita memperbanyak mengkritik Presiden melalui media-media massa dan dunia maya yang luas kini, namun mari kita stop menghina Presiden. Stop juga menghina orang lain. Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia merupakan Negara Demokrasi yang baik.

Jaga Kedaulatan Kita

Akhir tulisan, penulis ingin menyampaikan agar mari bersama-sama kita menjaga kedaulatan kita. Jangan sampai kita masuk pada pemerintahan-pemerintahan yang diktator karena belum cerdasnya kita menjadi masyarakat demokrasi yang baik. Dijaga terus pemilihan model langsung seperti sekarang ini.

Oleh karena itu, hasil pemilihan langsung ini sekali lagi penulis mengingatkan agar jangan ada penghinaan. Mari kita membanggakan Presiden kita di mata dunia. Masyarakat Indonesia di mata dunia, yang dilirik adalah Presidennya. Jika ada kekurangan dari sosok pemimpin kita, maka mari kita tambal kekurangan itu dengan masukan dan kritikan.

Penulis. PNS Kejaksaan RI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun