Terkejutnya Furqan bukan main melihat si istri tergeletak di lantai. Digendongnya, lalu berlari keluar ke arah mobil. Terlihat tetesan air mata sang istri mengalir dalam pejaman.
"Oktaviani Putri,"
Suster memanggil, Furqan berdiri dan masuk ke UGD berjumpa seorang dokter perempuan.
"Bapak suaminya?" tanya dokter itu.
"Ya saya.
"Oktaviani mengalami gangguan pada perut dan sepertinya pada kandungannya juga mengalami masalah,"
"Sepertinya dia mengalami stres berat juga," kata bu dokter.
Okta yang telah sadar, meringis sakit dan memegang perutnya.
"ehhhh Aduh," erangan Okta memotong pembicaraan Furqan dan dokter.
Tak berapa lama Okta meminta ke toilet. Sakit perutnya tak tertahankannya. Menyusul ketakutan melintas begitu saja difikiran mereka calon orang tua.
Dan benar saja, setumpuk daging keluar dari selangkangan Okta. Seketika juga pecahnya raungan Okta dan Furqan.
"Anak kita mas, anak kita," Okta sambil memeluk Furqan. "Iya sayank yang sabar ya," ucap Furqan.
Kemudian Okta pun dikuret untuk membersihkan sisa-sisa kegagalan bayinya. Furqan terlihat menangis duduk di salah satu pilar rumah sakit tersebut. "Ya Allah kuatkanlah hamba," dalam hati Furqan.