Mohon tunggu...
Fiqih Purnama
Fiqih Purnama Mohon Tunggu... PNS -

Penulis Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Rano dan Pria Kurus Tinggi Berbaju Putih

27 Juni 2016   08:13 Diperbarui: 3 Agustus 2016   06:57 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kfk.kompas.com

SOBEKAN koran dikutip bocah dekil itu lalu disimpannya dalam tas samping bersleting rusak di sebelah kanannya. Celananya pendek kusam, lecek, luntur antara warna coklat dan cream, juga dengan sleting rusak dan tak bisa dikancing sepertinya sudah kekecilan.

Rano, biasa dia dipanggil oleh Bang Leman pemilik usaha penukaran barang-barang bekas yang disini biasa disebut "botot". Acap kali Rano menukarkan besi, kaleng, karton ataupun pelastik ke Bang Leman dengan berharap upahan.

Rano tinggal di bawah kolong Tol Belmera, tiap hari dengan waktu yang tidak tetap dia memulung untuk ditukarkan ke botot Bang Leman di lokasi persawahan sekitar tol tersebut. Anak-anak disana biasa menyebut "carmod", kuyakin itu singkatan dari "cari modal" yang terkadang juga dilakukan dengan mencuri.

Hasil carmod Rano biasa telah dibelikannya nasi pada sore hari. Hari itu Rano dapat menukar barang carmodnya sampai Rp.63 ribu, tiga ribu bonus dari bang Leman, lantaran dia mendapatkan satu baterai mobil entah dari mana. Malam itu dia dapat menyantap ayam goreng, dibelinya di Warung Nasi Pak Lubis langganannya.

Meski carmod, namun Rano lebih suka menyendiri ketimbang ngumpul dengan rekan-rekan se-profesinya. Dibawah kolong itu dia menghabiskan malam dan mengusap kelelahannya juga sendiri tanpa rasa takut. Rano akan segera bersembunyi, jika ada orang ramai melewati kolong tol tersebut, lantaran takut dibawa ke panti sosial.

Rano sudah 7 kali di bawa ke panti sosial milik pemerintah dan 3 kali dititip ke Panti Penyantun Muhammadiyah, namun dia berhasil kabur dan kembali bergelut dengan profesi carmodnya. Tak ada yang tahu asal -usul Rano, Bang Leman juga hanya memanfaatkan hasil carmod Rano, tanpa peduli dengan masa depan anak itu.

Teringat dia sobekan koran siang tadi dalam tasnya, dilihatnya ada foto pria kurus tinggi menggunakan baju putih terlihat dikerubungi orang-orang yang terlihat sama marginalnya seperti Rano. Tua, lusuh, kusam, tampak menerima pemberian dari orang kurus tadi. Hal itu yang membuat Rano mengambil sobekan koran, tapi tetap saja hanya foto yang dilihatnya, tulisan dan caption fotonya sama sekali dia tak mengerti.

Keesokan hari,  pagi-pagi sekali Rano bangun dan bergegas mandi di sebuah SPBU, perjalanannya memakan waktu setengah jam, namun mandinya tak sampai 3 menit tanpa perlengkapan apapun, tapi sikat giginya tak pernah sekalipun ditinggalkan walau digunakan tanpa pasta.

Herannya, biasa setelah mandi Rano langsung memulung. Hari itu tidak, dia malah ketempat Bang Leman tanpa ada barang untuk ditukarkannya dengan uang. "Bah pagi kali kau, dapat apa kau? pagi-pagi udah mau tukar barang," cecar Bang Leman kepada Rano. Bang Leman juga tak lama baru sampai.

Kemudian, Rano mengeluarkan sobekan koran yang ada foto pria tinggi kurus baju putih. "Bang, bisa abang bacakan koran ini bang, siapa yang di foto itu bang, tentang apa ceritanya ini bang," pinta Rano. Sontak, Bang Leman dengan nada tinggi memarahi Rano, bahkan merendahkannya. "Bah buat apa kau tahu itu, gak penting itu sama kau. Udahlah kau jadi carmod aja, biar dapat duit kau. Kau suruh aku bacakan untuk kau, hebat kali kau," kesal Bang Leman. "Buat sial kau pagi-pagi," timpal Bang Leman.

Lalu, disimpan Rano lagi sobekan koran itu dan pergi berlalu dari Bang Leman yang sudah kadung emosi lantaran pertanyaan Rano. Namun Rano sudah menduga bakal kejadian buruk menimpanya jika menanyakan pada Bang Leman, tapi dalam hati Rano "tak ada salahnya mencoba". Lalu dia kembali memulung dan carmod barang-barang yang bisa ditukar uang.

Di jalanan, melihat dia seorang bapak tua dengan kaca mata memegang koran digenggamannya duduk di halte, tampaknya sedang menunggu angkutan. Tanpa sungkan Rano meminta bapak itu memberi tahu tentang pria kurus berbaju putih di sobekan koran tersebut. "Sana-sana pergi," dengan ketus bapak itu mengusir Rano. Yah, Rano pun pergi, dengan paras normal seperti tanpa masalah dan kejadian apapun, hingga dia melewati tempat penjual koran. Salah satu koran di halaman depan memuat foto yang mirip pria tinggi kurus berbaju putih sedang berjabat tangan dengan "bule", namun kali ini menggunakan jas hitam. Rano yang tengah mencari tahu tentang pria kurus tinggi berbaju putih jelas lebih tak mengenal siapa "bulek" itu.

Ditanya Rano pada si penjual koran. "Bang siapa itu di gambar, tentang apa itu koran bang?" Tanya Rano. "Bodoh kali kau, itu aja kau nggak tau, makanya sekolah kau,jangan mencuri cari duit aja kerja kau, sanalah kau," si penjual koran pun tak lagi menggubris Rano. Tiga kali sudah Rano diusir gegara menanyakan pria kurus tinggi berbaju putih. Rano kini hanya fokus mencari barang-barang yang dapat ditukar ke botot Bang Leman, tampaknya usai 3 kali diusir dan dicemooh ,Rano mulai kapok karena foto pria kurus tinggi berbaju putih di sobekan koran.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Bersenjatakan goni, Rano telah mengumpulkan banyak kertas karton. Uang sisa tukar barang semalam masih ada 35 ribu lagi. Dia pun ingin membeli nasi di Warung Nasi Pak Lubis. Satu jam lebih dia berjalan, tumben dilihatnya warung itu sunyi. Biasa Rano hanya membeli nasi bungkus karena takut dirinya yang dekil merusak selera makan orang warung.Kali ini dia memberanikan diri makan di warung tersebut.

Rano memesan nasi pakai telur dadar dan teh manis dingin yang langsung habis disedotnya untuk melepas dahaga. Warung Pak Lubis menyediakan televisi di atas steling jajakan warungnya, saat itu ada berita kunjungan Presiden Joko Widodo ke pengungsi letusan Sinabung. Rano hanya sekali menoleh dan beruntung dilihatnya seseorang yang mirip dengan pria kurus tinggi berbaju putih. Dikeluarkannya sobekan koran dari tasnya,memang benar pria di televisi sama seperti di korannya.

Adapun suara penyiar televisi menjelaskan kalau saat itu Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan ke pengungsi Sinabung. "Ooo itu Presiden," teriak Rano membuat Pak Lubis yang sedang melihat siaran itu malah menoleh Rano. Kemudian Rano bertanya pada Pak Lubis tentang sobekan korannya. "Ini sama ya pak, sama yang tadi di TV," tanya Rano. "Iyalah," kata Pak Lubis. "Kenapa rupanya?" tanya Pak Lubis pada Rano.

Rano melihat gambar pria kurus tinggi berbaju putih di sobekan koran langsung berpendapat kalau orang di gambar itu baik hati, suka menolong orang susah, makanya disimpannya sobekan itu untuk mencari tahu. Nyatanya anggapan itu dibenarkan oleh Pak Lubis. "Ya itu Presiden kita, Pak Joko Widodo, dia rendah hati, suka menolong orang susah. Kayak kamu ini kalau tahu Pak Jokowi pasti ditolongnya," kata Pak Lubis pada Rano.

Pak Lubis pun banyak cerita tentang Jokowi kepada Rano dan menjelaskan isi berita di sobekan koran, dimana Jokowi sedang memberikan bantuan terhadap warga kurang mampu di daerah Jawa Barat. Rano pun bahagia akhirnya tahu tentang Pria Kurus Tinggi Berbaju Putih. Mendengar cerita Pak Lubis soal Jokowi membuat Rano semakin kagum, selain itu Rano juga menjadi akrab dengan Pak Lubis. Pak Lubis mempersilahkan Rano mampir ke warungnya setiap hari untuk melihat berita.

Akhirnya petang datang, hasil carmod Rano hari ini dihargai Bang Leman sampai Rp.150 ribu. Ini adalah pencapaian tertinggi Rano. Dengan uang segitu, Rano membeli baju dan celana di hemperan jalan menuju kolong tol. Hati Rano tenang dan lebih semangat setelah mengetahui Presiden yang rendah hati serta suka menolong, sehingga dia ingin tampil bersih dan mau belajar membaca sebagaimana yang ditawarkan Pak Lubis di warungnya tadi.

****

Cerita ini fiksi

*Penulis seorang PNS Kejaksaan RI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun