Mohon tunggu...
Fiqhifauzan Firdaus
Fiqhifauzan Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cirebon, Jawa Barat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Urgensi Mawas Diri Demi Stabilitas Sistem Keuangan

3 Juni 2019   13:36 Diperbarui: 3 Juni 2019   13:39 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, sistem pembayaran, dan kebijakan macroprudential.

3. Otoritas Jasa Keuangan sebagai otoritas perbankan, pasar modal, industri keuangan non-bank, dan kebijakan microprudential.

4. Lembaga Penjamin Simpanan sebagai otoritas penjamin yang menyelesaikan dan menangani bank gagal.

Empat lembaga tersebut membentuk Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang beranggotakan Gubernur BI, Ketua OJK, Ketua LPS, dan dipimpin oleh Menteri Keuangan. FKSSK berkoordinasi langsung dengan Presiden dan DPR untuk mencegah dan menangani krisis. Koordinasi antar lembaga berperan penting untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan yang dibuat (policy trade-off).

Belajar Dari Krisis Global 2008

Dalam era globalisasi yang penuh ketidakpastian dan saling terhubung, perekonomian sebuah negara sangat dipengaruhi oleh negara lain, termasuk kerentanan dan risiko terhadap siklus krisis. Salah satu contoh krisis ekonomi yang berkaitan dengan Stabilitas Sistem Keuangan adalah Krisis Global 2008. Krisis ini disebabkan oleh Bank ternama asal Amerika Serikat, Lehman Brothers Bank yang memberikan kredit perumahan (KPR) kepada nasalah yang kurang layak, sehingga terjadi gagal bayar oleh nasabah dalam melunasi hutang kredit perumahan (Subprime Mortgage).

Lehman Brothers Bank melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan kegagalan bayar para nasabahnya, termasuk melakukan window dressing (mempercantik laporan keuangan). Laporan keuangan sangat penting, karena digunakan para stakeholder untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Hingga akhirnya, window dressing tersebut terungkap dan mengakibatkan krisis kepercayaan di Amerika Serikat.

Krisis kepercayaan menyebabkan penarikan modal-modal oleh para stakeholders sehingga Indeks Dow Jones (Bursa Efek) terjun bebas. Karena, penarikan modal tersebut dalam bentuk US Dollar sehingga mengganggu pergerakan nilai tukar US Dollar terhadap berbagai mata uang negara lain. Saat itu, pertumbuhan ekonomi AS pun pernah mencapai minus 2,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), terburuk sejak tahun 2000.

The Fed (Federal Bank) sebagai Bank Sentral Amerika Serikat, menetapkan suku bunga 0% untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Namun, normalisasi perekonomian tetap membutuhkan waktu yang tidak singkat. Terlebih lagi, krisis ini disebabkan oleh krisis kepercayaan yang merupakan modal utama dan terpenting dalam dunia bisnis.  

Status Amerika Serikat sebagai negara Super Power yang memiliki pengaruh ekonomi, politik, dan sosial budaya di berbagai negara, serta status Lehman Brothers sebagai perusahaan multinasional yang memiliki anak perusahaan di berbagai negara, menyebabkan krisis global di tahun 2008. Mereka menularkan krisis yang bersifat sistemik dan menular. Bahkan, negara-negara maju pun ikut terkena dampaknya. Hingga puncaknya terjadi peristiwa Brexit (Britain Exit), yaitu keluarnya negara-negara Britania Raya dari keanggotan Uni-Eropa. Saat itu, kondisi sebagian besar negara Uni-Eropa yang mengalami krisis, dinilai sangat merugikan mereka (Britania Raya).

Pentingnya Stabilitas Pada Sistem Keuangan

Krisis global 2008 ini adalah salah satu contoh kegagalan dalam mendeteksi adanya potensi risiko sistemik dari transaksi kredit perumahan (Subprime Mortgage). Subprime Mortgage ini menyebabkan ketidakstabilan di dalam sistem keuangan, sehingga terjadi krisis sistemik yang menular ke negara-negara lain. Krisis pada tahun 1997-1998 di Indonesia juga disebabkan oleh krisis sistemik yang ditularkan oleh negara-negara Asia, terutama di kawasan Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun