Mohon tunggu...
Fiorano Ali Surya
Fiorano Ali Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang Mahasiswa D3 Fisioterapi di salah satu sekolah tinggi di Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterampilan Berbahasa Reseptif

30 November 2023   21:14 Diperbarui: 30 November 2023   22:23 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menyimak

Menurut Turigan (1980: 31) menyimak merupakan suatu kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, apresiasi, pemahaman, dan interpretasi untuk mendapat suatu informasi, meningkap pesan atau ist, dan memahami mafia komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui bahasa lisan. Menurut Slamet (2009: 2) menyimak merupakan suatu kegiatan berbahasa reseptif dalam kegiatan bercakap-cakap dengan medium dengar ataupun medium pandang Moelions (dalam Slamet, 2009: 3) menyatakan bahwa menyimak merupakan keginum memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atas dibaca oleh orang lain, Melalui kegiatan menyimak, orang dapat menguasai dan memahami percakapan finem, kosakata, dan kalimat. Pemahaman tersebut akan membantu orang dalam berbicara, membaca, pun menulis. 

Menyimak dapat terjadi dalam das situasi yang berbeda, yakni secara interaktif dan nominteraktif, Menyimak yang terjadi dalam situasi interaktif artinya komumkan terjadi secara bergantian antara penutur dengan mitra tutur, baik dalam percakapan tatap muka maupun telepon yang melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara sehingga terdapat kesempatan untuk bertanya untuk mendapatkan penjelasan dan dapat meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkannya. Kemudian menyimak secara nominteraktif artinya kegiatan tersebut berlangsung tanpa ada penutur yang berhadapan langsung dengan penuturnya. Namun, dalam menyimak jenis ini tidak dapat meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkan.

Membaca

Mulyanti (2008) menjelaskan bahwa membaca merupakan keterampilan reseptif yang mempunyai tujuan untuk memahami isi bacaan dan maksud penulisnya. Tarigan (2015: 7) menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memeroleh pesan, yang hendak disampaikan penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis, Membaca pada dasarnya merupakan kegiatan yang rumit karena melibatkan banyak hal yaitu aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif tulis. Keterampilam membaca menjadi modal dasar bagi peserta didik untuk menjang keberhasilan belajar.

Membaca dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu menbuca permulaan dan membaca lanjut. Membaca permulaan merupakan tahap awal dalam belajar membaca yang menfokuskan pada mengenali simbol-simbol atau tanda-tanda yang kaitannya dengan huruf-huruf sehingga menjadi dasar agar dapat melanjutkan ke tahap membaca lanjut. Kemampuan membaca permulaan sangat penting untuk diajarkan pada anak karena dapat memengaruhi pengembangan bahasa pada sekolah jenjang selanjutnya. Kegiatan kemampuan membaca permulaan lebih menekankan pada pengenalan dan pengucapan lambang-lambang bunyi yang dapat berupa huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk yang sederhana.

Tahap membaca ini dilakukan pada usia enam atau tujuh tahun bagi anak normal. Tahap ini merupakan saat yang strategis dikembangkannya kemampuan membaca tanpa teks, yaitu membaca dengan menceritakan gambar situsional yang ada. Kemudian membaca lanjut merupakan tingkatan preses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Membaca lanjut adalah anak tidak sekadar mengaral simbol-simbol atau tanda-tanda tetapi sudah mulai menggunakannya untuk membaca kata dan kalimat sehingga anak memahami apa yang ia baca. Pembelajaran membaca lanjutan merupakan tingkat proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Membaca merupakan keterampilan reseptif yang mempunyai tujuan untuk memahami isi bacaan dan maksud penulisannya.

Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbahasa Reseptif

Kemampuan berbahasa reseptif, termasuk kemampuan menyimak dan membaca, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dijelaskan secara lebih detail sebagai berikut:

Kemampuan bahasa: Kemampuan bahasa yang rendah dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa reseptif. Kemampuan bahasa yang baik akan memudahkan seseorang dalam memahami dan menginterpretasikan pesan yang disampaikan.

Kemampuan bahasa yang rendah dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dalam berbahasa reseptif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun