Dibanding jurnalis lain dari Asia Tenggara negara seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia antara lain dimana pemerintah mengontrol pers. Thailand sebagai sistem pers berkomitmen pada konsep pembangunan jurnalistik.
Namun,negara telah bergeser menekankan pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Status pers nasional dipengaruhi oleh proses ekonomi yang sedang berlangsung dengan penekanan pada profesionalisme. Hal ini berdampak pada kualitas jurnalisme Thailand.
Teori Pers
Sejarah jurnalisme di Thailand terkait dengan teori media yaitu modernisasi yang berdampak pada perkembangan sosial, politik dan ekonomi Thailand. Sehingga jurnalisme memiliki peran kontributif dalam pembangunan.Â
Di bawah rubrik teori media, sebenarnya terdapat berbagai teori yang berdampak pada media yaitu perkembangan jurnalisme.
Istilah modernisasi digunakan untuk merujuk pada keseluruhan proses perubahan sosial, ekonomi, intelektual, politik dan budaya yang terkait dengan perpindahan masyarakat dari kondisi yang relatif miskin, pedesaan, agraris ke kondisi industri yang relatif makmur, perkotaan.
Ini menyiratkan bahwa modernisasi mengacu pada keadaan di mana masyarakat menjadi semakin terindustrialisasi dan terurbanisasi dan lebih bergantung pada media dan komunikasi.Â
Akibatnya filosofi pembangunan Thailand didasarkan pada mengikuti pola masyarakat modern di negara-negara barat dalam hal politik dan ekonomi mereka.
Oleh karena itu, kebebasan berekspresi jurnalis dikendalikan oleh kelompok-kelompok kekuatan politik.Â
Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan politik mempengaruhi kebebasan pers. Dengan kata lain, kebebasan pers berasal dari individu-individu yang memiliki kekuasaan di partai politik.
Secara umum, berikut adalah hasil dan tujuan dari perkembangan jurnalisme di Thailand:
 1. Sekolah jurnalistik didirikan dan masa depan wartawan diajarkan.