Mohon tunggu...
finka afrilianti
finka afrilianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 di Universitas Nasional

Mahasiswa S1 di Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Polarisasi dan Identitas Politik Mengancam Demokrasi: Cara Mencegah Supaya Tidak Terpancing Menjadi Bagian Dari Polarisasi Politik

12 Mei 2022   00:16 Diperbarui: 12 Mei 2022   00:18 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inti secara singkat dari teori ini adalah media massa akan meliput berita sesuai dengan urgensi atau skala prioritas dari banyaknya berita yang akan diliput. Karena media massa juga memiliki sumber daya yang terbatas seperti uang dan juga waktu maka media massa akan memilih mana fenomena yang memiliki nilai berita lebih atau media akan memilih berita yang sedang banyak dibicarakan oleh publik. 

Oleh karenanya dengan penjelasan dari kedua teori terkait media massa yaitu teori framing dengan teori agenda setting bisa kita kaitkan dengan sikap yang harus kita lakukan sebagai warga negara yang cerdas bahwa kita harus memilih berita yang validitasnya terjamin dan juga kita tidak hanya mebaca satu sumber saja karena beda media massa akan beda pulan sudut pandang mana yang akan mereka sorot. 

Ketika kita sudah mengetahui perilaku media massa maka diharapkan kita sebagai warga negara bisa menjadi pemilih yang cerdas yang bisa menilai kandidat calon pemimpin berdasarkan visi misi yang akan mereka lakukan ketika mereka menjadi pemimpin bukn hanya terfokus pada identitas SARA. 

Selain itu perlu diingat bahwa politik itu adalah hal yang dinamis tidak selamanya musuh yang ditampilkan oleh media akan menjadi musuh yang abadi dan begitupun sebaliknya tidak ada kawan abadi dalam dunia politik. 

Karena tujuan para politisi adalah mempertahankan kepentingan mereka maka jangan sampai kita terpecah belah dengan dramaturgi yang mereka pentaskan atau mereka tampilkan. 

Kita harus tetap selalu kritis pada hal yang substansial yang menyangkut pokok permasalahan supaya kita tidak terpengaruh pada isu politik identitas SARA yang mereka tonjolkan. 

Hal ini harus kita lakukan supaya demokrasi di negara kita Indonesia tetap berjalan dengan lancar dan Indonesia tetap bersatu tidak terpecah belah hanya karena provokasi dari oknum-oknum politik.

Sumber:

https://metro.tempo.co/read/1045103/kaleidoskop-2017-pilkada-brutal-gubernur-dki-jakarta

https://www.merdeka.com/peristiwa/analisis-polarisasi-di-balik-istilah-cebong-dan-kadrun.html

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180709153148-32-312746/cebong-dan-kampret-sinisme-dua-kubu-nihil-gagasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun