Inikah aku yang Sahaya, kenapa menghamba pada sesama?
Dan kenapa pada Tuan aku begitu yakin, sedang pada Tuhan aku abai?
Sekonyol inikah mimpi?
"Mimpi yang sebenarnya lebih mendekatkanmu pada Tuhan," hatiku berbisik dalam kesunyian.
"Kenapa mimilih pingsan sebagai sarapan pagimu?" tambahnya seperti mengolok.
Air mataku mengalir memecah sunyi
Aku bersyukur dan akan terus bersyukur
Mati bukanlah pilihanku untuk melepas diri
Aku akan pulang, mengemas seluruh cemas dan sesakku
Aku ingin rebah di pangkuan ibuku
Bercerita yang indah-indah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!