Mohon tunggu...
Fini RosyidatunNisa
Fini RosyidatunNisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobby saya adalah membaca, menulis, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berlian yang Disia-siakan

6 Januari 2023   21:46 Diperbarui: 6 Januari 2023   21:55 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: bola.com

"Dea! lupain apa yang kamu denger tadi De, kita disini tulus nerima kamu." Ujar pamannya.

Di dalam kamar kost kak Dea hanya diam menatap kosong tembok di depannya, pikirannya kalut, akhirnya Ia tau latar belakang kelamnya. Ada kenyataan pahit yang baru Ia ketahui, orang tua kak Dea dahulu menikah karena kecelakaan, Ia adalah anak diluar nikah. Kondisi orang tuanya yang saat itu masih di bangku sekolah belum siap menerima kehadiran kak Dea hinggga oleh Ayahnya Ia dititipkan ke rumah Kakeknya. Sekarang semuanya jelas, alasan orang tuanya yang baru menjenguk kak Dea saat SD dan semua sikap orang tuanya,  terlebih Ibunya.

  Malam itu Ia memutuskan pergi ke club menemui teman-temannya. Semua depresinya Ia lampiaskan malam itu. Di tengah hiruk pikuk music, dalam keadaan mabuk kak Dea meraih pisau buah di hadapannya dan mengiris pergelangan tangannya, darah mengucur deras tapi Ia tak peduli. Temannya yang baru kembali dari bar mendapatinya sudah tergeletak di sofa dengan darah bersimbah di sekitarnya. Suara teriakan terdengar dan kak Dea dilarikan ke rumah sakit. Alhamdulillah nyawanya masih tertolong meski Ia kehilangan banyak darah. Ayahnya segera dihubungi lalu datang mengurus biaya rumah sakit dan kepolisian. Setelah pulih Ayahnya mengajak kak Dea pulang namun dengan keras Ia menolak. Akhirnya Ayahnya mengalah dan mengantarnya ke tempat kost yang Ia tinggali.

Tiga bulan berlalu, orangtuanya sudah resmi bercerai. Kak Dea tinggal di kost sampai lulus SMA. Ayahnya selalu mengirimkan uang ke rekening kak Dea untuk biaya hidupnya namun tidak pernah menghubunginya. Rupanya ujian belum usai, saat kak Dea sedang menjalani test kelulusan SMA kabar duka datang dari desa, Kakeknya meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Ia tak bisa pulang dan hanya melihat kakeknya untuk terakhir kali lewat layar HP. Saat kelulusan SMA Ayahnya datang. Ayahnya sudah menikah lagi sedang ibunya kembali ke rumah keluarganya. Ayahnya menawarkan untuk tinggal bersama namun kak Dea tetap menolak, Ia memilih pulang ke rumah kakeknya.

Diluar hujan mulai reda, aku menghela napas perlahan. Mendengar kisahnya aku bersyukur tidak diberi ujian seberat itu, entah apa jadinya jika aku yang berada di posisinya. Kak Dea adalah korban dari kesalahan orang tuanya, seorang bayi tidak bisa memilih dari rahim mana Ia dilahirkan. Titipan Tuhan yang seharusnya di limpahi kasih sayang malah ditelantarkan. Bagaimana orang tuanya akan bertanggung jawab di akhirat nanti?

Dengan kecerdasannya kak Dea melanjutkan kuliahnya di luar negeri, kehidupannya di sana semakin bebas, posisiku yang masih seorang santri membuatku tidak bisa leluasa menghubunginya. Namun setiap ada kesempatan tak lupa ku sapa Ia lewat sosial media, kak Dea mengenalkanku dengan kekasihnya, Ia juga pernah memamerkan bekas luka di pergelangan tangannya yang Ia tutup dengan tato.

"Liat fa, cantik kan..." tulisnya.

Aku tak tau harus merespon apa lagi, yang ku bisa hanya memberi sedikit nasihat yang mungkin suatu saat akan Ia dengarkan.

####

            Sudah berlalu tiga hari sejak kelulusanku dari SMA, hari ini aku harus mengunjungi seseorang. Setelah bersiap-siap segera ku pacu motorku menyusuri jalanan yang padat kendaraan, tak lupa kubeli oleh-oleh untuk dirinya. Setelah sampai, ku parkir motorku di luar. Ku eratkan jaketku dan berjalan masuk, ku ucapkan salam spesial namun tak ada jawaban. Tempat ini sunyi sekali. Agak lama aku berjalan akhirnya ketemukan apa yang ku cari.

DEANDRA CAMELLIA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun