Aku melihat langit,
     bermandi bintang tanpa rembulan.
        "Ya, rembulan."
     Aku bergumam.
     Â
     Saat teringat kembali tarian cahayanya,
     Di sela jemari malam,
     Memenuhi rongga hitam,
     Menyirami gulita,Â
     Entah kapan.
     Â
Dan di antara jutaan gemintang,
Aku menggantungkan cita dan cinta.
Kepadamu,
Teruntuk Dia,
Dan serpihan sketsa.
Sejak belantara nyaris putus asa.
(Maaf, aku tak menyediakan tempat penitipan bayang. Apalagi kusam dan usang)Â
***
Sukabumi, 22 Januari 2020
Fingga
Ba'da magrib
"Senyum hangat dari udara dingin"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H