Cepat atau lambat, saya yakin kelak akan berteman juga dengannya. Kalau nanti saya sudah sukses menjadi jurnalis sepak bola, sudah memiliki tanda pengenal pers, saya akan menghubunginya dan mengucapkan terima kasih.Â
Mungkin, jika founder website sepak bola itu tak menghubungi saya, saya tak akan pernah berani menulis dan mengirim tulisan ke media.Â
Setengah bulan setelah saya mengenal dia, saya sudah dua kali mengirim tulisan sepak bola ke dua media berbeda. Tulisan pertama saya terbit di Fandom.id pada 15 Maret lalu, sedangkan satu tulisan saya baru saya kirim semalam. Semoga segera ada kabar baik untuk dimuat juga. Aamiin.
Ini masih awal. Saya masih perlu banyak belajar. Saya tahu saya tidak memiliki bakat menulis. Saya harus bermandikan keringat dulu untuk terampil menulis. Tapi saya akan terus belajar. Masih ada banyak waktu dan kesempatan. Saya harap saya juga bisa sehebat penulis-penulis bola yang saya idolakan.
Sepak bola telah mengubah sebagian hidup saya. Sepak bola berperan sangat besar dalam menghadirkan nyawa pada setiap mimpi-mimpi saya yang telah lama terkubur.Â
Dua tulisan yang saya kirim ke media-media itu masih soal sepak bola Thailand. Saya harap ke depannya makin banyak tulisan yang bisa saya produksi, paling tidak saya harus bisa menulis soal sepak bola lokal. Membaca karya orang lain soal sepak bola Eropa setiap malam, membuat saya juga mulai kesengsem dengan kisah perjalanan sepak bola negeri-negeri itu.
Oh, iya. Ada satu hal yang terlalu sayang untuk tidak diceritakan. Sejak tulisan pertama saya dimuat di Fandom Indonesia, saya kemudian mengirim sebuah Secret Message kanal kampus saya. Saya menulis tentang ketertarikan saya pada dunia tulis menulis tentang sepak bola dan saya mengatakan bahwa saya ingin mencari orang yang memiliki passion yang sama.Â
Alhamdulillah, dari kanal itu saya mendapatkan empat teman baru. Kami membuat grup dengan nama "Nulis Bola Bareng". Tapi, yang berminat bergabung dengan grup ini hanya tiga orang. Tak masalah. Kami jadi sering sharing soal bola di grup. Kesemua dari mereka adalah laki-laki. Kami menyebut diri kami sebagai anggota komunitas Nulis Bola Bareng.
Saya sangat senang. Saya tak berkeberatan bila pembaca ingin menyampaikan saran-saran terkait hal-hal yang saya ceritakan.
Terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H