Dihari menjelang ujiannya tiba, dipagi harinya, akupun langsung menyempatkan mencari berkas ujianku tahun lalu, ku kirimkan via line dan e-mail agar ia bisa belajar dengan maksimal. Karena ini hanya salah satu caraku dalam mengasihi, aku tak ingin menjadi penghalang mimpi seseorang yang aku kasihi. hingga di hari-hari menjelang pengumuman itu tiba, berulang kali aku menanyakan apakah kamu yakin dengan pilihanmu? aku hanya meyakinkan diriku untuk bersiap-siap untuk jarang melihatnya lagi. aku pun berusaha mensupportnya agar ia yakin dan optimis akan hasil tesnya. hingga akhirnya pengumman itu tiba dan ia dinyatakan lulus. entah itu sebuah kabar sedih atau bahagia, hanya do'a terbaikku untuknya semoga ia mendapatkan yang terbaik. Â
        Detik ini, aku pun masih mempunyai asa yang sama, hanya saja aku tak kuasa lagi untuk membunuhnya, biarkan sang pencipta saja yang mencabutnya, dan menurunkannya lagi disaat yang tepat dan pada orang yang tepat.
        Selamat menempuh hidup baru, selamat memperbaiki kualitas diri, terimakasih telah mengajariku untuk belajar mengasihi dengan tulus...
Â
       Â
        Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H