Perkara menuntut ilmu agama, bener-bener butuh kebersihan hati, fikiran dan segalanya agar ilmu itu mudah kita serap dan mudah untuk dipraktekkan dalam kehidupan. Tak hanya itu, keterpengaruhan orang-orang sekitar akan ilmu yang kita miliki merupakan tanda keberkahan ilmu yang sudah kita dapat Sedangkan tentang keberhasilan atau kepintaran dalam menuntut ilmu agama sendiri tidak hanya datang dari hasil ujian yang nilainya tertulis di atas selembar kertas saja, namun datang dari perilaku yang kita lakukan dalam kehidupan, apakah sudah mencerminkan semua ilmu yang sudah dipelajari atau malah sebaliknya? Butuh banyak perenungan. Jadi teringat dengan syair Imam Syafi'i
"Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku. Dia menasehatiku agar aku tinggalkan kemaksiatan. Dia pun berkata: 'Ketahuilah, sesungguhnya ilmu itu karunia. Dan karunia Allah tidak akan diberikan pada orang bermaksiat," Diwan asy-syafii, al-Fawa-idul Bahiyyah dan Syarh Tsulatsiyyatil Musnad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H