Mohon tunggu...
Fina Septiana
Fina Septiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menulis menjadi salah satu sebab teraturnya kadar emosi seseorang. Sehingga, memulainya sejak dini adalah sesuatu yang wajar. Meski masih abal-abal, tapi meyakini adanya proses pertumbuhan tidak bisa disangkal. Teruslah menulis sampai titik darah penghabisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Heran

31 Januari 2023   17:32 Diperbarui: 31 Januari 2023   17:34 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Yahh, berarti aku ketinggalan info dong. Nggak seru deh. Terus-terus gimana dengan nilai-nilai kalian yang baru 3 mapel itu, pada dapet cumlaude yaaa?" Tanya Dira penasaran.

"Alhamdulillah 'ala kulli haal." Jawab ketiga temannya secara bersama.

"Emang kenapa sih, Dir? Khawatir banget kayaknya. Kamu juga dapet cumlaude kan pasti." Tanya Najmah.

"Ahh, nggak juga. Aku takut temen-temen dapet remidi. Ada salah satu nilai yang rendah banget nih. Kok seakan aku goblok banget yaa, padahal mapel itu lumayan mudah bagiku." Kata Dira penuh kegelisahan dan juga kesedihan.

"Eh, kamu ngomong apa sih, Dir. Hati-hati kalau ngomong, perkataan itu adalah doa, loh." Lanjut Najmah menasihati.

"Iya nih si Dira. Lagian nih ya, masih ada 8 mapel lagi yang belum keluar hasil nilainya. Aku sih yakin Dir kalau kamu bakal lolos dan cumlaude." Kata Desinta.

"Bukan gitu guys yang aku maksud. Nilaiku yang sudah keluar sekarang tuh ada yang mepet sama KKM banget, nah nanti pengumuman nilai secara resmi bakal dipajang di papan pengumuman pondok kan?"

"Iya, seperti biasanya aja lah, Dir gimana kalau pengumuman nilai." Kata Najmah.

"Nah makanya aku bakal malu beneran ih nanti kalau hari pengumuman, sebagai ketua kamar nih sekarang, nanti pasti anggota kamarku bakal liat hasil nilaiku waktu dipajang di papan pengumuman. Terus-terus karena nilai-nilaiku rendah mereka pada ngomongin aku kalau ternyata ketua kamar mereka itu ternyata goblok yaa, nilainya rendah semua. Ih, naudzhubillahi min dzalik ya Allah." Jelas Dira penuh semangat dan emosinya.

"Ya Allah, Dira. Kamu sehat kan? Kenapa sih kepikiran sampai segitunya, kayak nggak ada fikiran positif lainnya aja. Istighfar Dir!" Seru Desinta penuh kesal dengan pernyataan Dira.

"Betul tuh, apa kata Desinta, lagian kesuksesan dan keberkahan ilmu (khususnya) itu bukan dilihat dari hasil nilai aja kali, Dir. Tapi lebih dilihat dari bagaimana kita bisa meraih kefahaman ilmu itu sendiri. Apa bener nih, kita sudah faham apa yang kita pelajari dan apa sudah kita praktekkan juga nih di kehidupan sehari-hari atau malah sebaliknya." Nasihat Nabila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun