Mohon tunggu...
Fina Niswatin Nikmah
Fina Niswatin Nikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang sedang mengejar studi kriminologi

Hobi membaca dan bakat menulis. Template. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Sedang berusaha mengejar studi kriminologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kriminalitas Pembunuhan : Analisis Ahli Kriminal dan Perspektif Psikologi dalam membongkar Pikiran Pemangsa

24 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 25 Mei 2023   01:15 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam hal ini, pemerintah dapat berperan penting dalam memberikan dukungan dan fasilitas untuk mengatasi masalah psikologis dan kekerasan, seperti menyediakan layanan konseling dan terapi, meningkatkan kualitas pendidikan, serta memberikan pelatihan dan bantuan bagi mereka yang memiliki masalah psikologis atau mengalami trauma masa lalu.

Pendapat Para Ahli tentang Kriminalitas dan Murder

Banyak ahli telah mengkaji kriminalitas dan murder dari sudut pandang psikologi dan sosiologi. Menurut Dr. Adrian Raine, seorang profesor psikologi di University of Pennsylvania, beberapa orang cenderung lebih cenderung untuk melakukan tindakan kriminal karena faktor biologis dan genetik.

Dalam bukunya yang berjudul "The Anatomy of Violence: The Biological Roots of Crime", Dr. Raine mengatakan bahwa individu yang memiliki aktivitas di daerah otak yang berhubungan dengan emosi dan impuls yang lebih rendah, cenderung lebih rentan terhadap perilaku kriminal. Ia juga mengungkapkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam mempengaruhi perilaku criminal.

Dr. Sinta, seorang psikolog terkenal di Indonesia, menyatakan, "Residivis sering kali memiliki pola pikir yang distorsi dan emosi yang tidak stabil. Mereka mungkin merasa tidak memiliki harapan untuk perubahan, dan kejahatan menjadi satu-satunya cara mereka meraih kepuasan atau memenuhi kebutuhan mereka. Penting untuk menggali dan menangani akar masalah psikologis yang mendasari perilaku kriminal mereka."

Profesor Hadi, seorang ahli kriminologi di Universitas Indonesia, menjelaskan, "Ketika residivis dibebaskan dari penjara, penting untuk memberikan dukungan dan fasilitas yang tepat untuk membantu mereka menyesuaikan diri kembali ke masyarakat. Rehabilitasi yang efektif melibatkan pendekatan holistik yang mencakup bimbingan psikologis, pelatihan keterampilan, dan peluang pekerjaan."

Menurut penelitian, banyak pelaku kriminalitas yang menderita masalah kesehatan mental, seperti gangguan bipolar, depresi, skizofrenia, dan gangguan kepribadian. Masalah kesehatan mental yang tidak terdiagnosis dan tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko tindakan kriminal.

Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi perilaku kriminal. Lingkungan yang buruk, seperti lingkungan yang penuh dengan kekerasan, kemiskinan, dan gangguan sosial dapat meningkatkan risiko perilaku kriminal. Selain itu, pengaruh keluarga dan teman juga dapat memengaruhi perilaku kriminal. Jika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang mendorong perilaku kriminal, mereka cenderung lebih mudah terpengaruh dan mengikuti perilaku tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun