Non, matamu sayu
Telapakmu kian layu
Denting putar tak henti
Tak hentinya, apa nan dinanti?
Lihai mendayu rayu
Tak pandai merangkai laku
Meragu kian arungi langkahmu
Non, hati nan terasa batu
Menjangkah yang meragu
Non, rasa-rasanya nan tak bisa satu
"Genggamlah pasir ini sekencangnya" katanya
Pudar dalam genggaman
Alirankan dalam derunya air
Tak apa, jangan meragu
Telapakmu kini merekah
Pasir pun ikut derainya air
-Menceritakan tentang seorang wanita (Nona) yang meragu akan langkah dalam hubungannya, hingga pada akhirnya melepaskan semuanya selayaknya pasir yang digenggam lama kelamaan akan pudar dan membiarkannya mengalir pada derasnya air selayaknya membiarkan hubungannya mengalir sejalan dengan perjalanan waktu. Maka telapaknya yang duhulu layu kini merekah karena berani untuk melepaskan genggamannya dalam keraguan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H