Di beberapa pemukiman padat di kota Jakarta, fenomena pekerja anak menjadi isu yang kompleks dan kontroversial. Meskipun secara hukum pekerja anak dianggap melanggar hak anak, realitas di lapangan menunjukkan bahwa mereka sering kali terlibat dalam kegiatan ekonomi keluarga. Hal ini mencerminkan sisi lain dari kehidupan urban, di mana tekanan ekonomi memaksa anak-anak untuk turut membantu keluarganya.
Kontribusi Anak terhadap Ekonomi Keluarga
Anak-anak yang bekerja memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian keluarga, terutama bagi keluarga yang mengalami keterbatasan ekonomi. Kontribusi ini terlihat dalam berbagai bentuk:
1. Pendapatan Tambahan untuk Keluarga
Banyak keluarga di kawasan pemukiman padat bergantung pada pendapatan tambahan yang dihasilkan anak-anak. Mereka melakukan berbagai pekerjaan, seperti berjualan di pasar, menjadi buruh pabrik, bekerja sebagai pengamen, atau membantu orang tua dalam usaha kecil. Pendapatan ini sering kali digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau membayar tagihan penting.
2. Pekerjaan Informal
Mayoritas pekerja anak terlibat dalam sektor informal, seperti menjadi buruh harian, penjual asongan, atau pekerja jasa kecil lainnya. Meskipun tidak memiliki penghasilan tetap, pekerjaan ini memberikan kontribusi langsung terhadap perekonomian keluarga, meskipun pekerjaan informal sering kali tidak tercatat secara resmi.
3. Meningkatkan Kemandirian Ekonomi
Di pemukiman kumuh, anak-anak yang bekerja sering kali menjadi tulang punggung tambahan bagi keluarga. Hal ini memaksa mereka untuk mandiri secara finansial sejak dini. Namun, kemandirian ini sering diperoleh dengan mengorbankan pendidikan atau masa kecil yang seharusnya mereka nikmati.
Dampak Negatif Pekerja Anak
Meskipun ada sisi positif berupa kontribusi ekonomi, bekerja di usia muda membawa dampak negatif yang tidak dapat diabaikan:
Terbatasnya Akses Pendidikan
Anak-anak yang bekerja sering kali kesulitan untuk melanjutkan pendidikan. Waktu dan energi mereka habis untuk bekerja, sehingga kesempatan untuk belajar menjadi sangat terbatas.
Risiko Eksploitasi
Anak-anak yang bekerja di sektor informal sering kali menghadapi risiko eksploitasi, baik dari segi upah yang tidak adil maupun kondisi kerja yang buruk.