Menilik dari penderitaan pada saat itu yang mengharuskan perempuan untuk segera di pingit, dinikahkan biasanya dengan cara perjodohan, harus bersedia di madu, dan tidak boleh serta tidak dibebaskan untuk mengenyam bangku sekolah.
Meskipun Kartini berasal dari golongan Priyayi yang sangat di hormati, beliau rela memperjuangkan hak hak perempuan dilingkungan sekitarnya yang beberapa jauh dari tingkat taraf hidup yang setara dengannya.
Perjuangan Kartini terpaksa  berhenti semenjak beliau wafat pada tanggal 17 September 1904 pada usia 25 tahun. Pada saat itu juga, Jacques Abendanon yang menjabat sebagai Menteri Kebudayaan,Agama,dan Kerajinan Hindia Belanda mengumpulkan beberapa surat yang pernah ditulis dan dikirimkan Kartini untuk teman-teman seperjuangan di Eropa.
Buku itu lalu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang memiliki makna "Dari Kegelapan Menuju Cahaya" dan diterbitkan sekitar tahun 1911.
Walaupun Kartini pergi untuk selamanya, setiap karya, perjuangan,rintihan dari beliau akan tetap terkenang bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi perempuan.Â
Banyak hal yang dapat diteladani dan dijadikan panutan beberapa diantaranya semangat untuk menempuh pendidikan hingga tamat dan setinggi tingginya, menurunkan ego dan gengsi demi kepentingan kesetaraan perempuan di mata negara,mematuhi perintah Orang Tua,dan masih banyak lagi.
Bagi perempuan masa kini,tak ada salahnya untuk meneruskan perjuangan Kartini terutama dalam perkembangan teknologi dari masa ke masa yang tidak membatasi kita untuk tetap bergerak mengembangkan inovasi dan motivasi,saling menginspirasi dalam kebaikan dan kegigihan,Â
membuat dan menyebarkan konten yang relevan dengan keadaan perempuan ,saling melindungi dan menghargai atas karya,Hak dan Kewajiban sebagai perempuan,dll.
Pesan Kartini juga dapat ditujukan bagi kaum lelaki untuk tetap mengapresiasi setiap jerih payah dan kerja keras perempuan,melindungi perempuan dan mnjaga dari hal hal yang marak terjadi saat ini seperti kasus pelecehan seksual,pemerkosaan dan pembunuhan disengaja,penindasan hak perempuan,kekerasan rumah tangga dan hal lain yang tak diinginkan.
Bagi orang tua yang memiliki buah hati perempuan juga dapat mendidik dan membesarkan dengan rasa kasih sayang,berharap banyak perempuan memiliki hati dan jiwa seperti Kartini.Â
Jika bukan dimulai dari generasi ke generasi siapa yang akan mengharumkan nama Bangsa Indonesia ini.