Mohon tunggu...
Fina Arimbi
Fina Arimbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ide itu seperti manusia, datang dan pergi.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (21107030050)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

R.A Kartini Pejuang Emansipasi Tanpa Gengsi

21 April 2022   10:34 Diperbarui: 21 April 2022   10:57 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: wikipedia.org

Siapa yang tak kenal dengan sosok pahlawan wanita yang bergelar Pahlawan Nasional Indonesia  satu ini ,pejuang emansipasi wanita yang banyak menginspirasi bagi kehidupan wanita pada jamannya hingga masih terpakai dan diterapkan sampai masa kini.

Sebelum membahas lebih jauh apa sih arti emansipasi? Dikutip dalam https://id.m.wikipedia.org Emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan yang berkaitan dengan persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

R.A Kartini yang memiliki beberapa penyebutan lain seperti Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini seseorang wanita hebat dan tangguh yang lahir dari keluarga golongan priyayi Jawa.

Kisah kehidupan dan sejarah dari R.A Kartini juga pernah diangkat ke beberapa Film Layar Lebar seperti Film R.A Kartini pada tahun 1982, Film Surat Cinta Untuk Kartini pada tahun 2016 , dan Film Kartini yang diperankan oleh seseorang aktris terkenal dari Indonesia yaitu Dian Sastrowardoyo (2017).

Beberapa kisah menarik yang diangkat didalamnya kebanyakan memuat mengenai sejarah asal usul penetapan Tanggal 21 April sebagai Hari Kartini, Lika Liku perjalanan kehidupan asmara,pendidikan,sosial,antara Kartini dengan kebijakan dari  ayahnya (Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat) yang kental dengan adat Jawa  ,

Semangat juang terkhusus bagi kaum wanita, sedikit menyinggung mengenai surat surat yang Kartini tulis juga ,dan masih banyak lagi.

Tak hanya diangkat menjadi film layar lebar yang disarankan untuk ditonton,perjuangan Kartini juga ditulis dibeberapa judul buku yaitu "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang diterbitkan oleh sastrawan bernama Armijn Pane, lalu ada karya dari Pramoedya Ananta Toer dengan judul "Panggil Aku Kartini Saja".

Lagu ciptaan W.R.Supratman yang berjudul "Ibu Kita Kartini" juga turut mengenang kebaikan dan semangat juang Kartini, dengan penggalan lirik yang sangat menyetuh hati dan mudah dihafal juga turut mewarnai.

Kartini memiliki tekad yang besar untuk mengangkat dan memajukan status sosial perempuan pribumi agar tidak direndahkan lagi dan terus menerus. Ide itu bermula saat Kartini membaca beberapa referensi dari majalah,buku,surat kabar (koran) dari Eropa yang didalamnya dimuat mengenai kemajuan berpikir  para wanita di Eropa.

Menuliskan beberapa surat adalah salah satu cara Kartini untuk menuangkan pemikiran dan keresahan beliau, dengan diselipkan harapan agar perempuan terutama perempuan di daerah Jawa pada masa itu agar tetap dapat mewujudkan cita-cita nya untuk maju.

 Menilik dari penderitaan pada saat itu yang mengharuskan perempuan untuk segera di pingit, dinikahkan biasanya dengan cara perjodohan, harus bersedia di madu, dan tidak boleh serta tidak dibebaskan untuk mengenyam bangku sekolah.

Meskipun Kartini berasal dari golongan Priyayi yang sangat di hormati, beliau rela memperjuangkan hak hak perempuan dilingkungan sekitarnya yang beberapa jauh dari tingkat taraf hidup yang setara dengannya.

Perjuangan Kartini terpaksa  berhenti semenjak beliau wafat pada tanggal 17 September 1904 pada usia 25 tahun. Pada saat itu juga, Jacques Abendanon yang menjabat sebagai Menteri Kebudayaan,Agama,dan Kerajinan Hindia Belanda mengumpulkan beberapa surat yang pernah ditulis dan dikirimkan Kartini untuk teman-teman seperjuangan di Eropa.

Buku itu lalu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang memiliki makna "Dari Kegelapan Menuju Cahaya" dan diterbitkan sekitar tahun 1911.

Walaupun Kartini pergi untuk selamanya, setiap karya, perjuangan,rintihan dari beliau akan tetap terkenang bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi perempuan. 

Banyak hal yang dapat diteladani dan dijadikan panutan beberapa diantaranya semangat untuk menempuh pendidikan hingga tamat dan setinggi tingginya, menurunkan ego dan gengsi demi kepentingan kesetaraan perempuan di mata negara,mematuhi perintah Orang Tua,dan masih banyak lagi.

Bagi perempuan masa kini,tak ada salahnya untuk meneruskan perjuangan Kartini terutama dalam perkembangan teknologi dari masa ke masa yang tidak membatasi kita untuk tetap bergerak mengembangkan inovasi dan motivasi,saling menginspirasi dalam kebaikan dan kegigihan, 

membuat dan menyebarkan konten yang relevan dengan keadaan perempuan ,saling melindungi dan menghargai atas karya,Hak dan Kewajiban sebagai perempuan,dll.

Pesan Kartini juga dapat ditujukan bagi kaum lelaki untuk tetap mengapresiasi setiap jerih payah dan kerja keras perempuan,melindungi perempuan dan mnjaga dari hal hal yang marak terjadi saat ini seperti kasus pelecehan seksual,pemerkosaan dan pembunuhan disengaja,penindasan hak perempuan,kekerasan rumah tangga dan hal lain yang tak diinginkan.

Bagi orang tua yang memiliki buah hati perempuan juga dapat mendidik dan membesarkan dengan rasa kasih sayang,berharap banyak perempuan memiliki hati dan jiwa seperti Kartini. 

Jika bukan dimulai dari generasi ke generasi siapa yang akan mengharumkan nama Bangsa Indonesia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun