Pendidikan merupakan sarana utama dalam mengembangkan potensi manusia. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak pihak merasa bahwa sistem pendidikan saat ini telah menjauh dari esensi dasarnya, yaitu mengembangkan fitrah atau potensi bawaan setiap individu. Konsep pendidikan fitrah menawarkan pendekatan yang lebih holistik dan selaras dengan kodrat manusia.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023, tingkat stres dan kecemasan di kalangan pelajar Indonesia mencapai 68%. Angka ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan dalam sistem pendidikan yang cenderung menekankan aspek kognitif semata, mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik yang juga merupakan bagian dari fitrah manusia.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang menerapkan pendekatan pendidikan berbasis fitrah mengalami peningkatan signifikan dalam hal motivasi belajar siswa (naik 45%) dan kreativitas (naik 60%) dibandingkan dengan sekolah konvensional.
Sementara itu, survei yang dilakukan oleh Asosiasi Guru Indonesia (AGI) pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa 75% guru merasa sistem pendidikan saat ini terlalu kaku dan kurang mengakomodasi keunikan setiap peserta didik. Hal ini semakin menegaskan pentingnya pendekatan pendidikan yang lebih memperhatikan fitrah atau potensi bawaan setiap individu.
Beberapa rekomendasi untuk mengimplementasikan konsep pendidikan fitrah dalam sistem pendidikan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Reformasi kurikulum: Mengembangkan kurikulum yang lebih fleksibel dan memperhatikan keberagaman bakat serta minat peserta didik.
2. Pelatihan guru: Memberikan pelatihan kepada para pendidik tentang konsep dan implementasi pendidikan fitrah dalam proses pembelajaran.
3. Pengembangan metode evaluasi: Menciptakan sistem penilaian yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga mempertimbangkan perkembangan afektif dan psikomotorik peserta didik.
4. Kolaborasi dengan orang tua: Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan fitrah anak.
5. Integrasi teknologi: Memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih personal dan sesuai dengan fitrah masing-masing peserta didik.
6. Penguatan pendidikan karakter: Memperkuat aspek pendidikan karakter yang sejalan dengan nilai-nilai fitrah manusia, seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab.