Mohon tunggu...
finaamalia
finaamalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami ilmu Kalam lebih dekat dengan cara menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

18 Desember 2024   18:55 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian ilmu Kalam

Secara etimologis, kalam berarti percakapan, yaitu percakapan yang beralasan dengan menggunakan logika. Maka dari itu, karakteristik utama dalam ilmu kalam adalah rasionalitas atau logika. Istilah kalam itu sendiri awalnya memang merujuk pada terjemahan dari logos, yang diambil dari bahasa Yunani, yang berarti percakapan. Dari istilah ini lahirlah kata logika dan logis yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan sebutan mantiq.

Sedangkan kalam dalam konteks bahasa berarti suatu ilmu yang membahas mengenai soal ke-Tuhanan/ketauhidan (mengEsakan Tuhan) atau dalam pengertian logat, kalam merujuk pada perkataan atau ucapan. Sementara itu, ilmu kalam secara terminologi merupakan sebuah ilmu yang mengkaji berbagai persoalan ketuhanan dengan menggunakan argumen logika dan filsafat.

Secara lebih spesifik berikut ciri-ciri dari ilmu kalam:
1. Objek penelitian ilmu kalam mencakup konsep ketuhanan dan segala hal yang berhubungan dengannya.
2. Ilmu Kalam mengandalkan logika (selain juga argumen naqliyah).
3. Terdapat keyakinan agama yang dipertahankan lewat argumen rasional.
4. Kebenaran dalam ilmu kalam dihasilkan dari pemahaman ajaran agama melalui pemikiran rasional yang merujuk kepada al-Quran dan hadits.

Sejarah munculnya ilmu Kalam

Kemunculan ilmu kalam dalam Islam dimulai dari peristiwa tahkim, yaitu arbitrase antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Konflik politik ini tidak hanya membagi umat Islam dalam masalah pemerintahan, tetapi juga beralih ke cara menafsirkan teks agama yang melahirkan disiplin Ilmu Kalam.

Di zaman nabi, tidak terdapat
diskusi mengenai masalah
akidah dan ke-Tuhanan. Nabi
Muhammad SAW adalah
sumber utama. Mereka yang
berselisih mendatangi beliau untuk
mendapatkan pencerahan, sehingga tidak
terjadi perbedaan pandangan
di antara sahabat tentang
masalah ketuhanan.
Ilmu kalam muncul saat terjadi konflik politik antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Sesungguhnya, keadaan ini sudah terlihat pada era kekhalifahan Utsman bin Affan. Pada waktu itu, individu-individu yang memiliki pandangan seragam saling berdiskusi mengenai pemikiran mereka. Ketika peristiwa arbitrase berlangsung, mereka mulai mengemukakan pendapat masing-masing dan menentukan posisi terkait Ali dan Muawiyah.

Perkembangan ilmu Kalam

Dalam evolusinya, aliran ilmu
kalam mengambil konsep-konsep
dari filsafat Yunani untuk memahami
keyakinan Islam. Namun, para ahli
ilmu kalam (mutakallim) tidak pernah keluar dari
jalan Islam dan terus menempatkan
wahyu, yaitu Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber utama mereka.

Tujuan ilmu Kalam

Ilmu kalam memiliki tujuan untuk:
1. Menguatkan, membela, dan menjelaskan keyakinan Islam.
2. Menolak keyakinan yang salah.
3. Mengundang orang baru untuk memahami akal sebagai cara mengenal Tuhan secara logis.
4. Memperkuat dan menyelamatkan iman seseorang dari kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun