Mohon tunggu...
Fina alif Laila
Fina alif Laila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Santriwati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Habituasi Positif di Lingkungan Sekolah, Bekali Siswa-Siswi dengan Pendidikan Berorganisasi

7 November 2024   12:25 Diperbarui: 7 November 2024   12:38 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rohis SMKN 1 Ngablak/dok.pri

SMKN 1 Ngablak merupakan salah satu sekolah menengah atas di Kecamatan Ngablak. Sekolah ini menjadi sekolah terbesar dan banyak diminati oleh masyarakat. Sekolah kejuruan yang menawarkan jurusan sesuai potensi lingkungan ini tak hanya diminati masyarakat Ngablak saja. Bahkan setengah lebih siswa SMKN 1 Ngablak berasal dari luar kecamatan Ngablak. 

Dari banyaknya siswa di sekolah ini, hampir semua siswa tergolong siswa rumahan. Mereka tidak tinggal di asrama ataupun pesantren, melainkan tingal di rumah masing – masing dan hidup berdampingan dengan masyarakat. 

Sebagai siswa dengan tingakatan menengah ke atas siswa siswi SMK N 1 Ngablak tentunya sudah mempunyai peran dalam bermasyarakat. Dalam hal ini sekolah membekali siswa dengan diberukan ruang organisasi di sekolah.

ROHIS merupakan salah satu organisasi kesiswaan yang ada di SMKN 1 Ngablak. Organisasi ini mulanya merupakan salah satu devisi dari OSIS yaitu devisi keagamaan. Mengingat perlunya kontribusi siswa dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan masjid, akhirnya tepat di tahun ajaran baru 2024/2025 dibentuklah organisasi kesiswaan dengan basis keagamaan yang disebut dengan ROHIS atau Kerohanian Islam. 

Anggota dari organisasi ini diambilkan dari perwakilan kelas dari semua kelas X. Sebagai kagiatan awal beberapa guru membuatkan jadwal untuk menjaga kenyamanan masjid. Harapan ke depan beberapa siswa yang tergabung dalam organisasi ini bisa menjadi role model bagi siswa yang lain dalam membangun habituasi yang positif dan menangkal degradasi moral.

Parjalanan menuju organisasi yang bisa berkontribusi dalam membentuk kepribadian positif bagi siswa tentunya membutuhkan proses yang lama. Siswa – siswi yang sudah tergabung dalam organisasi ini perlu dibekali ilmu keorganisasian dan diarahkan arah gerak ROHIS ke depan. 

Dalam hal ini Mahasiswi PPL dari INISNU Temanggung berkesempatan untuk membersamai anggota ROHIS dalam merancang kegiatan perdananya. Langkah pertama Mahasiswi PPL mengumpulkan seluruh anggota ROHIS untuk berkoordinasi bersama. 

Rapat pertama tersebut bertujuan untuk mengobservasi kondisi anggota dan menentukan kegaiatan apa yang akan dilaksanakan. Berhubung organisasi ini belum disahkan secara resmi dan belum mempunyai struktur anggota yang pasti, akhirnya dibentuklah panitia kegiatan untuk mempermudah koordinasi dalam kegiatan pertama ini.

Langkah selanjutnya adalah menentukan kegaitan apa yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan siswa - siswi SMK N 1 Nagbalak saat itu. Saat itu tepat di bakhir bulan Oktober 2024, masyarakat kita sedang digemparkan dengan kasus – kasus yang bermunculan di media sosial. Mulai dari kasus kekerasan seksual, kenakalan remaja, KDRT dan banyaknya isu politik, semua memicu pada ujaran kebencian.

 Tidak disalahkan lagi bahwa hampir semua manusia terutama remaja adalah pengguna media sosial, termasuk siswa – siswi SMKN 1 Ngablak ini. Dari hasil diskusi terkait masalah yang sedang dihadapi tersebut akhirnya disepakati bahwa kegiatan pertama ROHIS adalah kajian dengan mengangkat tema “Garda Depan Pelajar, Bijak Bermedia Sosial”.

Sesuai dengan pembagian tugas dalam kepanitiaan, ada beberapa siswa yang ditugaskan untuk berkomunikasi dengan pihak guru terkait perizinan waktu dan tempat. Ada beberapa siswa yang bertugas menjadi media kegiatan, dimualai dengan membuat akun Instagram dan pembuatan flyer kegiatan untuk mempermudah penyebaran informasi hingga dokumentasi kegiatan. 

Sabagian yang lain mempersiapkan diri menjadi moderator dan membagi tugas persiapan tempat dan konsumsi. Dari pembagian tugas tersebut diharapkan dapat mengembangkan potensi mereka dalam berorganisasi.

Kegitan kajian ini menjadi kegiatan perdana ROHIS SMKN 1 Ngablak setelah sebelumnya mereka bertugas menjaga kenyamanan lingkungan masjid. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Juma’at, 04 Oktober 2024 bertempat di masjid SMKN 1 Ngblak. Kegiatan kajian ini mendapat respon positif dari Keluarga Besar SMKN Ngablak.

 Kegiatan ini dinilai sebagai gebrakan awal karena baru kali ini ada kegiatan yang muncul dari inisiatif siswa. Dengan adanya dukungan tersebut menjadikan kegiatan ini yang mulanya hanya diperuntukkan untuk anggota ROHIS saja dapat diikuti siswa – siswi secara umum.

Dalam kesempatan ini Mahasiswi PPL dari INISNU Temanggung menjadi pemantik dalam kegiatan kajian dnegan tema “Garda Depan Pelajar, Bijak dalam Bermedia Sosial”. Mahasiswi PPL menekankan bahwa siswa-siswi dengan tingkatan menengah ke atas termasuk siswa SMK ialah garda depan dalam mengatur media sosial. Respon mereka dalam meghadapi gejolak media sosial menjadi sorotan bagi siswa – siswi di tingkatan bawahnya. 

Untuk itu perlu berhati – hati dalam mengolah media sosial dengan selektif menyebarkan informasi dan menjaga etika dalam berkomunikasi. Jangan mudah terpengaruh dengan isu yang sedang berkembang karena dengan ikut menyebarkan akan menyebabkan ujaran kebencian. Mereka juga ditekankan agar menghindari FOMO ( Fear of Missing Out ) yang berarti rasa takut ketinggalan momen, informasi atau tren. 

Kebiasaan ini bisa menyebabkan seseorang merasa tertinggal dan berpikir bahwa kehidupan orang lain lebih menyenangkan. Adanya pola pikir seperti ini menjadikan siswa – siswi mengalami penurunan kesehatan mental yang nantinya akan mengurangi motivasi belajar. Kegiatan kajian berlangusng lama hingga mebahas kenakalan remaja hingga solusi dalam mencegahnya. Kegiatan kajian berjalan dengan lancar dan dilanjutkan rapat koordinasi menentukan kegiatan ROHIS ke depan.

Kagiatan perdana ini membuktuikan bahwa siswa – siswi perlu dilatih dan dikembangkan potensinya dalam berorganisasi. Saat ini salah satu tantangan dunia pendidikan adalah siswa kurang bisa menghargai guru sehingga guru kesulitan dalam mengontrol etika siswa. Harapan dari adanya kegiatan ini selain menebarkan ilmu juga untuk membentuk role model untuk siswa dari kalangan siswa itu sendiri. 

Guru yang terkadang kurang didengar fatwa – fatwa nya dalam pembelajaran di kelas bisa turut berkontribusi membentuk habituasi positif dengan membantu keberjalanan kegiatan siswa ini. Karena tidak dipungkiri bahwa  ke depannya keberjalanan organisasi kesiswaan tak lepas dari bimbingan Bapak/Ibu Guru.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun