Sabagian yang lain mempersiapkan diri menjadi moderator dan membagi tugas persiapan tempat dan konsumsi. Dari pembagian tugas tersebut diharapkan dapat mengembangkan potensi mereka dalam berorganisasi.
Kegitan kajian ini menjadi kegiatan perdana ROHIS SMKN 1 Ngablak setelah sebelumnya mereka bertugas menjaga kenyamanan lingkungan masjid. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Juma’at, 04 Oktober 2024 bertempat di masjid SMKN 1 Ngblak. Kegiatan kajian ini mendapat respon positif dari Keluarga Besar SMKN Ngablak.
Kegiatan ini dinilai sebagai gebrakan awal karena baru kali ini ada kegiatan yang muncul dari inisiatif siswa. Dengan adanya dukungan tersebut menjadikan kegiatan ini yang mulanya hanya diperuntukkan untuk anggota ROHIS saja dapat diikuti siswa – siswi secara umum.
Dalam kesempatan ini Mahasiswi PPL dari INISNU Temanggung menjadi pemantik dalam kegiatan kajian dnegan tema “Garda Depan Pelajar, Bijak dalam Bermedia Sosial”. Mahasiswi PPL menekankan bahwa siswa-siswi dengan tingkatan menengah ke atas termasuk siswa SMK ialah garda depan dalam mengatur media sosial. Respon mereka dalam meghadapi gejolak media sosial menjadi sorotan bagi siswa – siswi di tingkatan bawahnya.
Untuk itu perlu berhati – hati dalam mengolah media sosial dengan selektif menyebarkan informasi dan menjaga etika dalam berkomunikasi. Jangan mudah terpengaruh dengan isu yang sedang berkembang karena dengan ikut menyebarkan akan menyebabkan ujaran kebencian. Mereka juga ditekankan agar menghindari FOMO ( Fear of Missing Out ) yang berarti rasa takut ketinggalan momen, informasi atau tren.
Kebiasaan ini bisa menyebabkan seseorang merasa tertinggal dan berpikir bahwa kehidupan orang lain lebih menyenangkan. Adanya pola pikir seperti ini menjadikan siswa – siswi mengalami penurunan kesehatan mental yang nantinya akan mengurangi motivasi belajar. Kegiatan kajian berlangusng lama hingga mebahas kenakalan remaja hingga solusi dalam mencegahnya. Kegiatan kajian berjalan dengan lancar dan dilanjutkan rapat koordinasi menentukan kegiatan ROHIS ke depan.
Kagiatan perdana ini membuktuikan bahwa siswa – siswi perlu dilatih dan dikembangkan potensinya dalam berorganisasi. Saat ini salah satu tantangan dunia pendidikan adalah siswa kurang bisa menghargai guru sehingga guru kesulitan dalam mengontrol etika siswa. Harapan dari adanya kegiatan ini selain menebarkan ilmu juga untuk membentuk role model untuk siswa dari kalangan siswa itu sendiri.
Guru yang terkadang kurang didengar fatwa – fatwa nya dalam pembelajaran di kelas bisa turut berkontribusi membentuk habituasi positif dengan membantu keberjalanan kegiatan siswa ini. Karena tidak dipungkiri bahwa ke depannya keberjalanan organisasi kesiswaan tak lepas dari bimbingan Bapak/Ibu Guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H