Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan interaksi sosial. Tidak perduli, apakah kita seorang introvet atau extrovet. Interaksi sosial berskala kecil atau besar, kitra akan selalu terlibat, sebab kita adalah manusia. Mahluk sosial  yang tidak bisa hidup sendiri. Kebutuhan-kebutuhan kita baik itu yang sifatnya materi atau imateri akan membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya sebagai media.Â
Namun di dalam melakukan interaksi tetap saja ada bumbu asam manisnya. Hubungan yang kita jalin tidak selalu ditakdirkan bertemu dengan kebaikan. Kadang ada saja hubungan tidak sehat, kita akan selalu menemui manusia yang menjadi ujian untuk kita. Pada akhirnya kita yang harus menentukan sikap demi mental kita yang sehat.Â
Sebab, hubungan sosial yang manusia jalani memiliki peran dampak psikologi dalam diri seseorang. Bisa berdampak positif atau sebaliknya berdampak negatif dan akhirnya membuat mental kita down.Â
Pada keadaan mental seseorang dibuat jatuh inilah., sudah selayaknya seseorang yang berada pada sircel sosial negatif harus mengambil sikap. Sekali lagi, mental kita sangat amat berharga, sudah seyogyanya terus bertumbuh dengan nilai-nilai positif untuk menjadi pribadi yang baik.
Ini juga merupakan langkah untuk memutus matarantai toxic people. Seperti pepatah populer "Berteman dengan penjual parfum ikut wangi, Berteman dengan penjual ikan ikut amis".Â
Kita sangat bertanggung jawab menentukan sikap. Berikut  ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menghindari orang-orang yang membawa dampak negatif untuk kita.
1. Meminimalisisr Interaksi
Sebagai mahluk sosial kita tidak mungkin sekonyong-konyong memutus hubungan dengan orang-orang yang menurut kita berpotensi hanya akan membuat mental kita turun.Â
Kita juga tidak memungkiri, manusia tidak ada yang sempurna dan masih ada kemungkinan untuk berubah bergerak ke arah kebaikan.
Meminimalisisr interaksi bisa diterapkan sebagai langkah preventif , ketika kita mulai merasa ada yang tidak benar, hati kita tidak merasa nyaman dengan gaul sosial yang sedang dijalani.
2. Menganggap Angin Laku Ujaran/Narasi Negativ
Kita tidak bisa menutup telinga, ketika mendapat respon bernada miring  dari lingkungan, orang-orang disekitar kita. Tapi kita bisa menyaring, apa yang harus kita simpan di dalam memori dan kepercayaan hati kita.Â
Berikan ruang lebih sedikit dari respon negativ yang datang. Apalagi jika jelas-jelas kita paham yang bersangkutan memang karakternya atau sudah jadi bawaannya, semisal tukang gosip, suka merendahkan dan menghina.
3. Berikan Afirmasi Positif
Percaya atau tidak, ketika kita melakukan interaksi dengan orang lain. Energi kita tersedot dan menyisakan energi negativ jika berinteraksi dengan toxic people. Kita butuh rehat sejanak. Mengisi tangki jiwa kita dengan yang baik-baik.Â
Dalam hal ini setiap orang memiliki cara berbeda, ada yang menenangkan hati serta pikiran dengan beribadah, ada yang melewati perenungan panjang untuk bisa memberikan afirmasi positif kepada diri.
4. Memiliki sircel pertemanan positifÂ
Kalau yang satu ini bisa diupayakan, yakin di luar sana masih ada yang mau berinteraksi dengan sehat.
Demikian adalah kiat-kiat sederhana, bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H