Pandemi COVID19 harus dipahami tidak hanya permasalahan kesehatan saja, namun juga melihat aspek kehidupan lain termasuk demografi. Penting untuk memahami pandemi COVID19 ini tidak hanya dari segi kesehatan tetapi juga dari segi demografi. Pandemi ini juga mengajarkan bahwa sudah semestinya dalam pengambilan kebijakan untuk mengontrol kasus pandemi dengan mempertimbangkan aspek demografi.
Misalnya, dengan melihat struktur umur dapat diketahui suatu wilayah atau negara yang mana yang berisiko tinggi mengalami tingkat keparahan terhadap COVID19. Virus ini memang dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa risiko keparahan jika terinfeksi lebih tinggi dimiliki oleh penduduk lanjut usia (lansia). Seperti yang terjadi di Eropa, sekitar 95% kasus kematian didominasi oleh penduduk  lansia. Sementara itu, sebesar 48,5% kasus meninggal dunia akibat COVID19 di Indonesia merupakan kategori lansia dengan total kasus positif pada penduduk lansia yaitu 10,7%. Oleh karena itu, dengan memperhatikan struktur umur, kurva pandemi dapat diprediksi sejak awal sehingga pengambilan kebijakan untuk mengontrol kasus dapat berjalan  dengan efektif.
Melalui indikator struktur umur diketahui bahwa pandemi COVID19 tidak hanya dapat dilihat sebagai sesuatu yang memberikan dampak namun juga dapat menjadi indikator untuk memprediksi kurva awal pandemi dan risiko keterpaparan terhadap seseorang. Hal ini mungkin dapat menjadi suatu upaya untuk mengontrol penyebaran kasus COVID19 di suatu negara. Selain itu, kondisi demografi juga dapat menjadi dasar proyeksi kedepan. Seperti yang terlihat bahwa pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa kondisi demografi kedepan akan didominasi oleh populasi penduduk lansia. Meskipun saat ini banyak ditunjukkan oleh negara-negara Eropa, namun proyeksi kedepan hampir sebagian besar negara-negara di dunia akan memasuki populasi menua termasuk Indonesia. Perlu perbaikan guna mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi berikutnya khususnya dalam bidang sistem kesehatan, seperti akses merata terhadap layanan fasilitas kesehatan, ketersediaan jumlah petugas kesehatan yang cukup, dan kecukupan akan tempat tidur di rumah sakit. Kemudian, data dan analisis demografi yang lebih baik semakin dibutuhkan untuk mendukung dalam hal pengambilan kebijakan dan tindakan dalam melawan pandemi. Belajar dari sejarah, bencana pandemi juga pernah terjadi sebelumnya dan tentu tidak menutup kemungkinan akan terjadi di masa mendatang. Dengan mempertimbangkan dan memahami aspek-aspek demografi dan juga dinamikanya, kita dapat belajar untuk mengantisipasi dan menangani pandemi dengan lebih baik lagi kedepannya. Sehingga kita tidak lagi kaget dan sudah memiliki kesiapan untuk dapat menghadapi kondisi seperti ini di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H