Mohon tunggu...
Fina Ahriana
Fina Ahriana Mohon Tunggu... Perawat - Ibu dua anak

Alumnus Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Saat ini sedang mengemban amanah menjadi Panwaslu Kelurahan Desa. Suka Menulis dan tergabung dalam Forum Lingkar Pena Kutai Kartanegara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bayi Tertukar dan Implementasi Pemakaian Gelang Identitas

15 Agustus 2023   06:49 Diperbarui: 16 Agustus 2023   08:47 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: TribunBali/KOMPAS TV)

Belakangan ini berita bayi tertukar menjadi berita viral di Indonesia. Bak sebuah sinetron, bayi yang diduga tertukar ini terjadi di sebuah rumah sakit yang berada di kawasan Bogor.

Laporan bermula dari seorang Ibu yang merasa menemukan keganjilan saat menyusui sang buah hati dihari kedua perawatan. Namun, saat dikonfirmasi kepada petugas rumah sakit mereka menyebutkan bahwa hanya gelang bayinya saja yang tertukar. Setelah dirawat selama tiga hari pasca melahirkan secara sectio caesarea Ibu bersama bayinya pulang pun ke rumah. 

Setahun kemudian si Ibu yang masih curiga jika bayinya tertukar segera melakukan tes DNA. Sesuai kecurigaan si Ibu, tes DNA yang dilakukannya tersebut menunjukkan hasil bahwa bayi yang ia rawat selama ini bukanlah anak biologisnya. Akhirnya Si Ibu melaporkan rumah sakit tempat dimana ia melahirkan kepada pihak kepolisian.

Tertukarnya bayi di sebuah fasilitas kesehatan tentu saja bukan soal sepele. Mengingat persoalan ini menyangkut darah daging bagi seorang Ibu yang sudah mengandung selama sembilan bulan dan melahirkannya dengan penuh perjuangan. Begitupula dengan kejelasan hubungan nasab ( keturunan ) antara si bayi dan kedua orang tuanya masing-masing.

Meski tidak ada unsur kesengajaan namun insiden ini merupakan sebuah kesalahan fatal yang bisa berbuntut ancaman pidana bagi pelakunya. Insiden ini sebenarnya bisa saja tidak terjadi, andai tenaga kesehatan yang bertugas saat itu segera menindaklanjuti laporan pasien tentang gelang identitas yang keliru dan melakukan kroscek serta identifikasi kembali pada Ibu dan bayi.

Perlu kita ketahui, gelang identitas pasien yang terbuat dari bahan plastik ini bukan hanya sekedar aksesori atau gelang biasa supaya si pasien tidak bisa meninggalkan rumah sakit. Namun, gelang identitas merupakan hal yang sangat penting bagi pasien.

Mengapa saya katakan penting? 

Menurut Permenkes 11 Tahun 2017 Setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan pasien. Ada enam indikator sasaran keselamatan pasien yang dituangkan oleh Permenkes 11 Tahun 2017 termasuk salah satunya adalah ketepatan identifikasi pasien. 

Gelang identitas pasien merupakan bagian dari ketepatan identifikasi pasien tersebut. Itulah mengapa gelang identitas ini memiliki peranan penting bagi pasien. 

Gelang identitas pasien memiliki dua macam warna yaitu biru untuk pria dan merah muda untuk perempuan serta warna lain yang mengindikasikan status kondisi masing-masing pasien. 

Gelang identitas pasien memuat tiga informasi penting seperti nama lengkap , tempat tanggal lahir dan nomor rekam medik. Pemasangan gelang identitas bukan hanya sekedar formalitas bagi petugas. 

Ada standar operasional yang harus dilakukan dalam memasang gelang pada pasien yang baru masuk dirumah sakit. Tidak hanya pemasangannya saja tetapi melepasnya pun juga harus mengikuti standar operasional rumah sakit yang berlaku. 

Sedangkan, untuk bayi baru lahir terdapat perlakuan khusus pada pemasangan gelang identitas pasien. Gelang identitas pasien yang diberikan pada bayi baru lahir minimal dua gelang. Satu gelang dipasang pada lengan atau kaki bayi dan satu lagi diberikan pada Ibu yang melahirkannya. 

Gelang identitas memiliki tujuan agar tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi pasien rawat inap secara benar dan tepat saat akan memberikan pelayanan seperti memberikan obat-obatan, melakukan pengambilan spesimen darah, melakukan pemeriksaan radiologi dan tindakan --tindakan medis lainnya. 

Selama pasien di rumah sakit gelang identitas harus selalu dikenakan dan tidak boleh dilepas. Dalam masa perawatan gelang boleh dilepas sementara dan dipindah jika mengganggu tindakan medis. 

Misalnya, ketika hendak melakukan pemasangan infus yang lokasinya sama dengan posisi gelang tersebut berada. Sedangkan, orang yang boleh melepas dan memasangnya kembali hanyalah perawat atau bidan yang bertanggung jawab atas pasien tersebut.

Namun, bagaimana jika gelang yang dipakai rusak atau terlepas saat pasien masih dirawat inap? 

Pasien harus segera melaporkannya pada perawat atau bidan yang merawatnya sehingga gelang yang lama akan diganti dengan yang baru. Perawat atau bidan akan mencocokkan kembali gelang identitas pasien pada pasien sesuai dengan prosedur. 

Edukasi tentang pemasangan gelang identitas kepada pasien dan keluarga memegang peranan penting agar pasien bisa memahami fungsi gelang identitas pasien. 

Edukasi yang diberikan pada pasien bertujuan agar pasien dapat patuh dalam memakai gelang selama dirawat inap, karena gelang identitas tersebut akan membantu petugas kesehatan untuk memastikan kebenaran pasien sebelum melakukan pelayanan.

Seluruh petugas rumah sakit wajib memahami dan menerapkan prosedur ketepatan identifikasi pasien untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan identifikasi pasien meskipun kelalaian dalam mengidentifikasi pasien mungkin saja bisa terjadi. 

Banyak faktor yang menyebabkan kelalaian seperti tenaga kesehatan yang kelelahan, mengerjakan pekerjaan tambahan yang seharusnya bukan tanggung jawab mereka, jumlah pasien yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang ada, kurangnya pengetahuan petugas kesehatan tentang prosedur identifikasi pasien serta miss communication antara pasien dan petugas saat melakukan identifikasi.

Apakah tenaga kesehatan yang merawat bayi yang diduga tertukar di rumah sakit tersebut bisa dikatakan lalai karena tidak mengindahkan standar operasional prosedur pemasangan gelang identitas? 

Entahlah, belum ada kejelasan apapun dari pihak rumah sakit mengenai hal ini karena penyebabnya pun sampai saat ini masih ditelusuri dan dilakukan pemeriksaan mendalam kepada perawat dan bidan yang melakukan asuhan kepada bayi yang tertukar kala itu.

Kasus tertukarnya bayi seolah menjadi tamparan keras bukan hanya bagi pihak rumah sakit yang bersangkutan, akan tetapi juga bagi seluruh rumah sakit di Indonesia. 

Betapa besar kerugian yang ditimbulkan karena salah dalam melakukan identifikasi. Kesalahan ini juga tidak hanya berdampak pada pasien dan keluarga tetapi juga nama baik rumah sakit dan tentu saja tenaga kesehatan itu sendiri.

Sasaran keselamatan pasien adalah acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya. Ketepatan identifikasi pasien termasuk dalam salah satu dari enam indikator sasaran keselamatan pasien yang disebutkan dalam Permenkes 11 Tahun 2017. 

Gelang identitas yang merupakan bagian dari ketepatan identifikasi pasien menjadi prosedur baku dalam penatalaksanaan pelayanan di rumah sakit. 

Gelang identitas pasien berisi informasi penting yang mencakup identitas pasien agar petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan kepada pasien dengan benar.

Menyikapi kasus bayi yang diduga tertukar saya berharap pihak kepolisian dan rumah sakit bisa memfasilitasi dua keluarga bayi tersebut untuk melakukan mediasi sehingga menemukan titik terang untuk kebaikan buah hati mereka bersama. 

Kepada tenaga kesehatan yang menyebabkan terjadinya insiden harus segera dikaji penyebabnya dan di proses sesuai dengan undang -- undang yang berlaku.

Begitupula kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) sebagai pihak yang berwenang dalam meningkatkan mutu rumah sakit dan keselamatan pasien agar selalu melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program keselamatan pasien di pelayanan kesehatan. 

Meningkatkan kesadaran pada petugas kesehatan tentang kepatuhan dalam menjalankan Sasaran Keselamatan Pasien sesuai dengan prosedur harus benar-benar di implementasikan dilapangan. Sehingga angka insiden keselamatan pasien atau kejadian yang tidak diharapkan bisa dicegah. Semoga kasus kejadian bayi tertukar kali ini menjadi kasus terakhir bagi dunia kesehatan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun