Tepatnya pada juli 2017, saya mengikuti salah satu program internasional yang diadakan oleh kampus dimana saya mengenyam pendidikan, Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sudah beberapa  tahun yang lalu, UNNES sedang gencar-gencarnya merencanakan dan melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan kualitas di level internasional.
Sebagai salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) saya telah mematrikan diri untuk memaksimalkan setiap kesempatan yang ada. Tak terkecuali dengan adanya program PPL (Program Praktik Lapangan) antarbangsa.Â
Pada waktu itu ada 9 negara yang telah melakukan  kerja sama (Mou) dengan UNNES untuk pelaksanaan PPL AB (Antarbangsa) diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Prancis, Korea, Belgia, India  dan Nepal.Â
Awalnya saya memilih negara Malaysia, karena negara yang sangat ingin saya kunjungi adalah negara tersebut, namun akhirnya saya berubah kelain hati #eaaa ke negara Singapura karena biaya program yang  murah jika dibandingkan dengan negara lainnya yaitu sekitar IDR 6.000.000 dan caschback IDR 1.500.000 hehehe Alhamdulillah.
Setelah menentukan negara yang dipilih, kemudian yang menyiapkan berbagai syarat administratif yang harus dipenuhi. Sekitar satu minggu saya banyak menghabiskan waktu diperjalanan, antara rumah (Wonosobo) dan semarang.Â
Setelah berbagai drama dan bumbu kenikamatan dalam menyiapkan segala sesuatu tentang dokumen, Alhamdulillah seminggu kemudian berkas saya kumpulkan ke gedung LP3 UNNES. Wah banyak nian mahasiswa yang mendaftar.Â
Sempat minder karena banyak mahasiswa yang mendaftar Singapura, ada 5 mahasiswa jurusan PGSD yang mendaftar. Biasanya hanya 2 mahasiswa yang menjadi delegasi untuk mengikuti program ini.
Setelah pengumpulan berkas clear, kami diberitahu untuk mengikuti proses interview dan penampilan bakat tiga hari kemudian. Saya langsung berfikir keras "Bakat apa yang akan saya tampilkan?".Â
Saya merupakan orang yang tidak memiliki keahlian dalam sebuah bidang, namun saya dapat melakukan banyak hal hanya sebatas pada kulitnya saja hehe jadi sempat gundah gulana, hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk menampilakan tari. Sayapun meminta salah satu teman saya untuk mengajari menari hehehe
Akhirnya, hari itupun tiba. Para peserta mengambil nomor antrian, kemudian salah satu panitia mengarahkan kami untuk memasuki ruangan yang telah terbagi menjadi beberapa pos. Pos pertama saya dihadapkan kepada Pak Bambang (Kepala LP3 Unnes), beliau menanyakan tentang motivasi mengikuti program ini dan penampilan bakat.Â
Sempat grogi karena ketika saya mulai menari, semua mata tertuju pada saya hiks. Alhamdulillah saya berhasil melakukannya, semua orangpun bertepuk tangan ketika saya selesai menari. Lega!Â
Kemudian, saya diarahkan untuk menemui dua orang untuk wawancara dengan menggunakan bahasa inggris, karena saya selalu improve kemampuan bahasa inggris di kos, jadi  tahap ini tidak begitu berat. Yang penting bisa nyambung saat diwawancarai hehehe
Setelah seleksi selesai, hasilnya diumumkan seminggu kemudian. Pada waktu penantian itu, saya merasa linglung dan bingung. Serasa otak dan hati  nge-hang. Takut sekali tidak lolos seleksi karena teman-teman saya memiliki bakat dalam seni, sedangkan saya hanya pegiat seni abal-abal.Â
Informasi  saya mengikuti program ini telah tersebar di jurusan PGSD, dari mahasiswa dan dosen sudah mengetahuinya. Entah siapa yang menyebarkan karena saya sendiri lebih tertutup tentang seleksi ini. Saya takut gagal dan kecewa pada akhirnya.
Hari itupun tiba, saya tidak berani mengecek laman web LP3 Unnes. Saya takut kalau nama saya tidak tercantum di dalamnya. Hingga salah satu teman saya, menghubungi lewat Whatsapp kalau saya diterima dan mengirimkan screenshoot pengumuman. Seketika itu, hati saya tidak karu-karuan.Â
Menagis, teriak, dan memeluk teman saya di kos. ALHAMDULILLAH, Finally dream comes true!! Alhamdulillah saya lolos seleksi.Â
Seketika itu, saya memberi tahu ibu kalau saya diterima program PPL AB. Sungguh malang nasib saya, ekspektasi saya ibu akan bahagia dan bangga, justru beliau diam dan bilang "Lah mau dibayar pakai apa?" hikss Kemudian saya mengatakan untuk meminjam uang kepada salah satu keluarga untuk membayar biaya program dan setelah pulang ke Indonesia akan mengembalikannya, entah dengan bekerja apa nanti hehe
Yah, finally pada awal juli 2017 saya dan bersama empat teman saya dari jurusan yang berbeda berangkat ke Singapura untuk mengikuti program PPL Antarbangsa di Sekolah Indonesia Singapura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H