Kemudian, saya diarahkan untuk menemui dua orang untuk wawancara dengan menggunakan bahasa inggris, karena saya selalu improve kemampuan bahasa inggris di kos, jadi  tahap ini tidak begitu berat. Yang penting bisa nyambung saat diwawancarai hehehe
Setelah seleksi selesai, hasilnya diumumkan seminggu kemudian. Pada waktu penantian itu, saya merasa linglung dan bingung. Serasa otak dan hati  nge-hang. Takut sekali tidak lolos seleksi karena teman-teman saya memiliki bakat dalam seni, sedangkan saya hanya pegiat seni abal-abal.Â
Informasi  saya mengikuti program ini telah tersebar di jurusan PGSD, dari mahasiswa dan dosen sudah mengetahuinya. Entah siapa yang menyebarkan karena saya sendiri lebih tertutup tentang seleksi ini. Saya takut gagal dan kecewa pada akhirnya.
Hari itupun tiba, saya tidak berani mengecek laman web LP3 Unnes. Saya takut kalau nama saya tidak tercantum di dalamnya. Hingga salah satu teman saya, menghubungi lewat Whatsapp kalau saya diterima dan mengirimkan screenshoot pengumuman. Seketika itu, hati saya tidak karu-karuan.Â
Menagis, teriak, dan memeluk teman saya di kos. ALHAMDULILLAH, Finally dream comes true!! Alhamdulillah saya lolos seleksi.Â
Seketika itu, saya memberi tahu ibu kalau saya diterima program PPL AB. Sungguh malang nasib saya, ekspektasi saya ibu akan bahagia dan bangga, justru beliau diam dan bilang "Lah mau dibayar pakai apa?" hikss Kemudian saya mengatakan untuk meminjam uang kepada salah satu keluarga untuk membayar biaya program dan setelah pulang ke Indonesia akan mengembalikannya, entah dengan bekerja apa nanti hehe
Yah, finally pada awal juli 2017 saya dan bersama empat teman saya dari jurusan yang berbeda berangkat ke Singapura untuk mengikuti program PPL Antarbangsa di Sekolah Indonesia Singapura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H