Sesuai gambar ilustrasi, jika saya mengisi sebuah gelas dengan air sampai setengahnya, menurut anda gelas tersebut setengah penuh atau setengah kosong?
Dua-dua nya benar.
Tidak ada yang lebih benar atau salah. Kedua argumen sama-sama bernilai/berkekuatan 50%. Alias SEIMBANG. Dan saya yakin kalau bayi babi albino gegar otak yang baru seminggu hidup pun bisa paham.
Anda setuju kalau keduanya sama-sama benar kan? Anda paham kan? Tentu, karna saya yakin anda jauh lebih pintar dibanding bayi babi albino gegar otak berumur seminggu.
Lalu bayangkan jika saya mengatakan gelas tersebut setengah penuh, lalu anda mengatakan sebaliknya. Kemudian saya menyalahkan anda, mengejek argumen anda, meremehkannya, gimana perasaan anda? Gimana perasaan anda ketika saya dengan arogannya merasa paling berhak untuk benar? Dan saya merasa sudut pandang argumen saya sebagai satu-satunya yang harus diperhitungkan, gimana perasaan anda? Padahal argumen kita sama-sama benar, sama-sama kuat, sama-sama bernilai 50%.
Lalu apa hubungannya dengan Pak Ahok yang terhormat?
Kenapa saya merasa umat muslim menutup mata dari ulah pengedit video yang menghilangkan kata pakai dalam video Ahok? Tidak bisakah kalian pahami kalau makhluk ini punya ambisi kotor dibalik aksinya itu? Coba anda cari bayi babi albino gegar otak berumur seminggu, lalu tanyakan soal ini. Saya yakin si babi pun pasti bisa memahami tujuan kotor pelakunya.
Tapi saya tidak ingin membela Pak Ahok, bukan itu inti artikel ini. Melainkan saya tidak tahan dengan keangkuhan dan kearogansian logika para makhluk-makhluk bebal yang katanya beragama. Saya atheis, saya tidak beragama, tapi saya punya moralitas yang lebih baik dalam kasus ini.
SETENGAH PENUH ATAU SETENGAH KOSONG ?
NGARUH ATAU NGGAK KATA 'PAKAI' DALAM KALIMAT ?
Ada 2 argumen. Yang satu ngotot berpengaruh, yang satu ngotot sebaliknya. Sama seperti 2 orang yang mendebatkan gelas setengah penuh atau setengah kosong. Saya pribadi termasuk kubu yang berpendapat bahwa kata 'pakai' berpengaruh terhadap makna kalimat Ahok.