Dalam era perkembangan digital yang semakin pesat yang membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat. Kemajuan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini telah menciptakan revolusi dalam cara manusia berinteraksi sosial. Interaksi sosial sendiri merupakan faktor penting dalam terjadinya berbagai aktivitas sosial. Menurut Soekanto, interaksi sosial memerlukan dua syarat utama, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Seiring perkembangan teknologi, kontak sosial kini tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga melalui media komunikasi jarak jauh seperti internet.
Namun, perkembangan ini juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah penyimpangan sosial yang terjadi dalam bentuk perilaku judi. Perjudian, yang telah ada sejak zaman kuno, kini muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari taruhan sederhana hingga jenis perjudian yang lebih kompleks seperti kasino dan permainan online. Perjudian, yang telah menjadi sorotan dalam berbagai studi ilmiah, tidak hanya memengaruhi individu yang terlibat, tetapi juga dapat merusak hubungan interpersonal, khususnya dalam lingkungan keluarga.
Kecanduan judi online dapat menyebabkan gangguan serius dalam keseimbangan hidup, mempengaruhi kondisi emosional dan psikologis, serta berpotensi menimbulkan masalah finansial yang signifikan bagi individu yang terlibat. Salah satu area yang paling terdampak adalah keluarga, di mana perjudian dapat menyebabkan tekanan ekonomi yang berat, merusak stabilitas keuangan, serta mengganggu interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga. Selain itu, masalah emosional dan psikologis yang timbul akibat perjudian juga menjadi isu yang semakin mendapat perhatian dalam berbagai penelitian.Â
Perjudian adalah sebuah permainan di mana pemain mempertaruhkan pilihan mereka untuk memilih satu dari beberapa pilihan, di mana hanya satu pilihan yang benar dan menjadi pemenang. Pemain yang kalah dalam taruhan akan memberikan taruhannya kepada pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan biasanya ditentukan sebelum permainan dimulai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, judi adalah permainan yang menggunakan uang atau barang berharga sebagai taruhan, seperti permainan dadu atau kartu. Sementara itu, judi online merujuk pada permainan judi yang dilakukan melalui media elektronik dengan akses internet sebagai sarana.
Perjudian, baik tradisional maupun online, dapat dipahami melalui berbagai perspektif ilmu sosial. Setiap disiplin ilmu menawarkan wawasan yang berbeda tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku perjudian serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Berikut adalah pembahasan tentang perjudian yang dikaitkan dengan lima cabang ilmu sosial: Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi, dan Geografi.
- Â SosiologiÂ
Sosiologi  mempelajari Pengetahuan mengenai manusia, baik sebagai individu, kelompok, maupun sekumpulan orang dalam suatu masyarakat, beserta berbagai fenomena yang muncul, termasuk perilaku dan interaksi sosial di dalamnya. Dalam konteks judol, sosiologi dapat menganalisis bagaimana ketegangan sosial, kesenjangan ekonomi, dan ketidakpuasan terhadap sistem sosial berkontribusi pada munculnya kekerasan verbal. Sosiolog juga dapat menggali peran norma dan nilai sosial dalam membentuk persepsi dan respons terhadap kekerasan verbal dalam masyarakat.
- Â AntropoogiÂ
 Antropologi mempelajari manusia dari segi keragaman fisik dan keragaman kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisitradisi dan nilai-nilai yang dihasilkan manusia), sehingga antara yang dihasil oleh manusia yang satu dengan manusia lainnya akan berbeda. Dalam hal ini, antropologi dapat melihat bagaimana norma-norma budaya dan tradisi tertentu mempengaruhi cara orang berinteraksi, termasuk dalam situasi konflik. Antropologi melihat judol tidak hanya sebagai perilaku individu, tetapi sebagai fenomena sosial yang dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan psikologis. Dapat dipahami dalam konteks budaya yang lebih luas, termasuk peran norma sosial, struktur sosial, dan perubahan sosial yang membentuk cara individu berinteraksi dan merespons konflik.
- Psikologi
Para ahli psikologi pada masa lalu mendefinisikan psikologi sebagai kajian terhadap aktivitas mental. Istilah "mental" merujuk pada proses-proses yang berkaitan dengan pemikiran, akal, dan memori, atau segala hal yang berhubungan dengan fungsi-fungsi tersebut. Dari perspektif psikologi, judol dipahami sebagai akibat dari faktor psikologis seperti frustrasi, pembelajaran sosial, dan stres. Psikologi berfokus pada mengidentifikasi mekanisme mental yang mendorong agresi verbal dan mencari cara untuk mengatasi perilaku tersebut melalui terapi, keterampilan sosial, atau perubahan pola pikir.
- Ilmu EkonomiÂ
Menurut M. Dawam Rahardjo, ekonomi mencakup semua aktivitas yang terkait dengan produksi dan distribusi barang atau jasa di antara individu-individu. ktivitas ekonomi ini tidak hanya melibatkan aspek material dan finansial, tetapi juga berkaitan erat dengan kondisi sosial yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, dampak ekonomi yang tidak stabil dapat berperan sebagai faktor pendorong munculnya berbagai masalah sosial, termasuk perilaku seperti judol. Ketidakstabilan ekonomi yang sering kali dihadapi oleh individu dan keluarga dapat menimbulkan berbagai tekanan psikologis, seperti stres, frustrasi, dan kecemasan. Misalnya, dalam situasi ketidakpastian ekonomi, banyak keluarga yang menghadapi masalah pengangguran, inflasi, atau ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
- Geografi
Menurut Alexander Gibson, geografi merupakan ilmu yang mempelajari variasi ruang di permukaan bumi, atau disiplin ilmu yang menganalisis perbedaan-perbedaan ruang dalam konteks wilayah-wilayah tertentu dan hubungan antar variabel-variabel yang ada dalam ruang tersebut. ilmu geografi dapat menganalisis fenomena ini dalam konteks ruang dan tempat. Meskipun geografi tidak langsung berfokus pada perilaku psikologis seperti judol. Judol, sebagai bentuk kekerasan verbal, mungkin lebih sering terjadi di daerah dengan ketegangan sosial yang lebih tinggi, seperti di wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, ketidaksetaraan sosial, atau akses terbatas ke sumber daya ekonomi dan pendidikan.
Faktor Penyebab dan Solusi
- Sosiologi
Penyebab : Ketidakseimbangan dalam norma sosial di suatu masyarakat dapat mengarah pada perilaku agresif. Dalam masyarakat yang kurang menekankan pentingnya komunikasi yang sehat, perilaku judol bisa lebih diterima atau lebih sering muncul. Ketegangan yang timbul akibat ketidaksetaraan sosial atau ketidakadilan dapat mendorong individu untuk mengekspresikan frustrasi mereka melalui kekerasan verbal.
Solusi : Mengajarkan nilai komunikasi yang efektif sejak usia dini dan menekankan pentingnya empati dalam berinteraksi. Memperkuat norma-norma positif dengan menciptakan budaya sosial yang mendorong penyelesaian konflik secara damai dan konstruktif.
- AntropoogiÂ
Penyebab : Perubahan nilai-nilai sosial dan moral dalam masyarakat yang semakin menoleransi perilaku konsumtif dapat memicu munculnya kebiasaan berjudi, baik di dunia fisik maupun online.
Solusi : Menumbuhkan pemahaman budaya yang lebih sehat terkait hiburan dan ekonomi, serta mengedukasi tentang potensi kecanduan judi.
- Psikologi
Penyebab : Perjudian online dapat menjadi kecanduan karena aspek psikologis seperti penguatan diri, pencarian kesenangan instan, dan dorongan impulsif untuk menang. Beberapa individu berjudi online sebagai cara untuk mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.
Solusi : Membantu individu mengidentifikasi pola pikir yang mendasari kebiasaan berjudi dan menggantinya dengan perilaku yang lebih positif dan Menyediakan dukungan psikologis bagi individu yang terjerat dalam perjudian online untuk mengatasi kecanduan mereka.
- Ilmu EkonomiÂ
Penyebab : Harapan untuk mendapatkan keuntungan cepat dengan modal kecil menjadi daya tarik utama judi online, terutama bagi mereka yang merasa kesulitan secara ekonomi.
Solusi : Mengedukasi masyarakat tentang risiko keuangan terkait perjudian dan pentingnya perencanaan keuangan yang bijak.
- Geografi
Penyebab : Di daerah dengan akses internet yang tinggi dan kurangnya regulasi terkait perjudian online, risiko terjadinya perjudian online menjadi lebih besar. Di wilayah tertentu, seperti kawasan perkotaan atau daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, lebih banyak individu yang terpapar pada praktik perjudian
Solusi : Membuat kebijakan yang membatasi akses ke situs judi online, terutama di daerah yang lebih rentan terhadap pengaruh perjudian.
Kesimpulan
Perjudian, baik dalam bentuk tradisional maupun online, merupakan fenomena sosial yang mempengaruhi individu dan masyarakat dalam berbagai aspek. Dampak negatif dari perjudian tidak hanya memengaruhi kondisi finansial dan emosional individu, tetapi juga dapat merusak hubungan interpersonal, khususnya dalam lingkungan keluarga. Berbagai faktor, baik yang bersifat sosiologis, antropologis, psikologis, ekonomi, maupun geografis, berkontribusi pada penyebab munculnya perilaku perjudian dan dampaknya. Secara keseluruhan, perjudian adalah masalah kompleks yang membutuhkan pendekatan holistik melalui berbagai disiplin ilmu sosial untuk mengurangi dampaknya dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat, baik secara finansial maupun emosional.
DAFTAR PUSTAKA
Azman, Z. (2023). Rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Perspektif Islam Dan Barat. El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 21(2), 185-203.
Abdullah, A., & Parasit, L. (2023). Penyimpangan Sosial Perilaku Judi Dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Keluarga: Studi Kasus Tiga Keluarga di Kelurahan Takimpo, Kabupaten Buton. Jurnal Sosiologi Miabhari, 1(1), 86-106.
Sitanggang, A. S., Sabta, R., & Hasiolan, F. Y. (2023). Perkembangan Judi Online Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat: Tinjauan Multidisipliner. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 1(6), 70-80.
Dora, N., Endayani, H., & Susanti, E. (2018). PENGANTAR ILMU SOSIAL.
Medan: CV. Widya Puspita.
Surajiyo, S. (2019). Hubungan Dan Peranan Ilmu Terhadap Pengembangan Kebudayaan Nasional. Ikra-Ith Humaniora: Jurnal Sosial dan Humaniora, 3(3).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI