(CNN)---Mahakamah Konstitusi Polandia perketat larangan aborsi. Ribuan warga lakukan unjuk rasa di Warsawa.
Polandia memberlakukan larangan aborsi yang hampir total sejak 22 Oktober 2020. Dikatakan "hampir total" sebab aborsi hanya dilegalkan untuk kondisi bayi yang cacat mematikan atau segera meninggal setelah dilahirkan.
Sementara itu, terhadap kasus pemerkosaan, inses atau di mana ada ancaman yang dapat dibuktikan terhadap nyawa ibu bersifat relatif.
The Abortion Dream Team (organisasi pendukung aborsi) setiap bulannya menerima 400 panggilan dari wanita yang mencari informasi dan meminta nasihat tentang aborsi. Namun kelompok advokasi Polandia mencetak rekor dengan menerima 700 panggilan selama 3 hari.
Memicu kontestasi, larangan ini disusul bentuk protes lainnya seperi aksi mogok kerja, dan vandalisme.
Sebelum diperketat, aborsi di Polandia sudah cukup membatasi. Pada 2019, 98% dari lebih 1.110 kasus aborsi yang dinyatakan legal oleh Kementerian Kesehatan Polandia hanya disebabkan oleh kecacatan janin. Artinya, aborsi karena cacat janin kini ilegal
Namun dalam beberapa pekan terakhir, langkah Polandia memengaruhi hak aborsi di negara-negara barat seperti AS dan Slovakia.
Sisi lainnya adalah bahwa upaya untuk membatalkan hak aborsi menunjukkan adanya kemunduran dalam demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat sipil.
Sebelumnya terdapat Deklarasi Konsensus Jenewa yang  menyoroti  penolakan hak aborsi. Deklarasi yang turut ditandatangani oleh Polandia serta 29 negara lainnya ini menjadi ungkapan prioritas atas melindungi hak untuk hidup.
Pembatasan Akses Aborsi di Beberapa Negara Bagian Amerika SerikatÂ
Larangan aborsi ternyata juga diperdebatkan di Amerika Serikat. Sejak pemberlakuan larangan di awal tahun 2011, hak aborsi kini semakin dikritisi di negara bagian.
Rickelman direktur senior litigasi Amerika Serikat di Pusat Hak Reproduksi berpendapat bahwa, sudah ada hakim yang menolak hak untuk aborsi di setiap tingkat pengadilan federal.
Hal ini tentu berdampak langsung pada pilihan aborsi. Pasalnya warga Polandia hanya memiliki dua opsi, yaitu aborsi di luar negeri atau aborsi ilegal.
Sementara itu, ada setidaknya 21 negara bagian yang akan melarang aborsi dan sudah ada sembilan negara bagian yang memberlakukannya.
Pembatasan di Seluruh Eropa
Sejak 2019 lalu, parlemen Slovakia telah menolak RUU yang mengusulkan pembatasan hak reproduksi.
Awal bulan November 2020 ini, parlemen vokal menentang usulan pembatasan mengenai wanita yang harus menunggu 96 jam sebelum melakukan aborsi, meminta perempuan untuk membenarkan alasan mereka memutuskan aborsi, dan melarang penayangan iklan layanan aborsi untuk klinik.
Beberapa Negara di Bagian Eropa Beri Akses Aborsi Berisiko
Beberapa negara seperti Rusia, Armenia, dan Georgia memberlakukan prasyarat yang harus dipenuhi untuk wanita yang ingin mendapatkan pelayanan aborsi.
Sementara itu,beberapa negara lain tidak berhasil meniadakan hak aborsi dan selalu disusul dengan tindakan demonstrasi atau protes publik yang berskala besar.
Dalam kasus ini, kelompok anti-aborsi turut eksis dengan tindakan pelaporan terhadap iklan layanan aborsi di situs web.
Menyangkut pengaruh keputusan Polandia tentang aborsi, Payal Syah selaku pengacara hak asasi manusia menyampaikan bahwa ada kemungkinan untuk menuju liberalisasi hukum aborsi.
Hal itu dapat dilihat dengan penghapusan sanksi sebagai dekriminalisasi aborsi di negara Irlandia Baru, Selandia Baru, dan sebagian besar negara bagian Australia.
Risiko lainya ada pada tindakan liberalisasi undang-undang untuk mengizinkan aborsi hingga batas kehamilan tertentu, konsumsi pil aborsi yang dapat diminum di rumah selama pandemi, bahkan mempermudah akses aborsi walau ada UU yang membatasi.
Sikap dan Tanggapan Global Tentang Aborsi
Aborsi juga menuai berbagai bentuk sikap dan realisasi pembatasan.
Melalui jajak pendapat Pew Research Center 2018,58% orang Amerika menyatakan aborsi harus menjadi legal lebih besar daripada yang menyatakan itu ilegal.
Hasil lainnya ditemukan pada jajak pendapat Gallup 2018, yaitu 60% orang dewasa di Amerika menganggap bahwa legal bagi perempuan untuk melakukan aborsi di usia kandungan trimester pertama.
Adapun yang kontra sejak awal terhadap pembatasan, The Abortion Dream Team masih berfokus membantu wanita bepergian ke luar negeri, mendapatkan pil aborsi atau menemukan layanan dan informasi, bahkan menggunakan orang-orang dalam komunitas lokal di Polandia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H