Mohon tunggu...
Filma Dewi Lukito
Filma Dewi Lukito Mohon Tunggu... Lainnya - See The World By Writing

See The World By Writing

Selanjutnya

Tutup

Film

Siratan Makna Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

20 Oktober 2020   15:10 Diperbarui: 20 Oktober 2020   15:17 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marlina Menunggu Polisi Bermain Ping-Pong

Rilis pada 16 November 2017, film yang digarap oleh Mouly Surya ini tayang perdana di Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017. Babakan film beralur maju yang menceritakan kisah seorang janda, Marlina (Marsha Timothy) memberikan kesan lakon yang tak monoton.  

Tak terlalu banyak dialog, film ini justru menyimpan beberapa makna tersirat. Yuk, simak!

IMPLIKASI SOSIAL

Selain melenggang pada festival film internasional, melansir dari laman Kemlu.go.id, film ini dinyatakan telah berperan penting dalam proses pembentukan kehidupan sosial dan multikultural di Indonesia. Mendapatkan apresiasi dari publik Australia saat pemutaran film, keindahan sabana Sumba, NTT, telah berhasil membawa keindahan alam Indonesia di kancah dunia.

GENRE

Aksi yang dilancarkan Marlina  dalam film sebagai pembunuh menunjukkan bahwa film ini merupakan film thriller karena cerita yang cukup menegangkan. Namun demikian, film ini rupanya berhasil mencetuskan genre baru dalam dunia perfilman, disebut satay western. 

Empat Babak Film (Sumber: Olahan Penulis)
Empat Babak Film (Sumber: Olahan Penulis)

Masih kurang familiar mendengarnya?

Genre film baru dengan dua kata "satay" dan "western" ini menampilkan momen identik cowboy yang menunggang kuda dan aksinya dalam perjalanan menuntaskan misi si penunggang kuda. Dalam hal ini, Marlina lah sang cowboy. Oleh karena film menunjukkan kecowboyannya, maka dari itu disebut sebagai genre western (cowboy berasal dari Amerika sehingga di sebut western). Sedangkan satay merupakan makanan khas Indonesia, yaitu sate. Kedua kata digabungkan bersama sehingga dapat diartikan dengan film aksi seperti cowboy yang digarap sineas Indonesia.

PARADIGMA

Rekat dengan keadaan sosial yang senyatanya terjadi di dalam kehidupan masyarakat, film ini kemudian dapat dipandang sebagai suatu kritik akan adanya keadaan sosial seperti yang disajikan di dalamnya. Membentuk kesadaran sosial, seperti pada implikasinya, film ini memiliki paradigma kritis.

PRODUKSI

Pada awalnya, film ini merupakan ide tulisan dari Garin Nugroho dan diberi judul "Perempuan" pada tahun 2014. Diproduseri oleh Rama Adi dan Fauzan Zidni, produksi film yang dihasilkan berhasil melenggang di  18 negara untuk penayanganya. Totalitas dalam berkarya, pembuatannya juga menghasilkan latar musik yang orisinil yang disesuaikan dengan genre dan latar budaya film.

SEMIOTIKA DALAM FILM "MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK (2017)"

Bagaimana dirimu menangkap pesan film ini saat pertama kali menontonnya? Jujur, saya tak cukup paham di awal selain daripada terkesima dengan film nya yang berbabak dan pemandangannya yang super elok.

Kemudian setelah membaca dan melihat banyak tayangan ulasan, rupanya film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak dapat saya dipahami melalui semiotika.

Secara sederhana, semiotika dalam film digunakan untuk memaknai film (dari segi penonton) dan memaksimalkan penyampaian pesan film (dari segi pembuat film ) melalui tanda. Representasi makna dapat dituangkan ke dalam film melalui tanda untuk koleftif dipahami (Mudjiono, 2011:128---133).

Dengan demikian, tanda dalam film merupakan penunjang atau pendukung visual yang mempunyai arti simbolik yang berharga atau penting. Kali ini saya juga akan membahasnya.

BABAK I "The Robbery" 

"Marlina yang Miskin"

Penggambaran sosok yang tidak mampu dimunculkan dalam film melalui penampilan visual cara Marlina bersandang dan kondisi rumah Marlina.

  • Nisan yang bertuliskan "TOPAN"
    Saat ketua perampok, Markus, datang mengenakan sepeda motornya, ia kemudian mengelus objek tersebut. Bentuk objek langsung diketahui sebagai nisan karena sudah menjadi bagian budaya Indonesia untuk mengubur seseorang dan memberikan nisan. Kemudian, sorot kamera yang meluas menunjukkan bahwa nisan berada di depan suatu rumah yang tak lain adalah rumah Marlina dan bukan di tanah khusus pemakaman. Setelah berada cukup lama dalam dialog film, rupanya Topan merupakan nama anak Marlina yang sudah meninggal.

Nisan Bertulis
Nisan Bertulis "TOPAN"
  • Pakaian seadanya
    Marlina tidak memiliki cukup pakaian dan hanya mengenakan pakaian seadanya. Dirinya pun tidak menggunakan alas kaki untuk melindungi kakinya dari sengat matahari dan panasnya jalanan tanah Sumba.
  • Mumi jenazah suami Marlina
    Ruang tengah rumah Marlina terdapat jasad suami Marlina yang dimumikan. Hal itu Ia lakukan karena Marlina kurang mampu untuk memakamkan sang suami. Sehingga disimpannya mumi tersebut di sudut ruang tamu rumahnya.

"Tatapan Marlina dan Cahaya Api"

Tatapan Marlina yang Menghadap  Penonton
Tatapan Marlina yang Menghadap  Penonton
Menurut Iriwanto (Sobur, 2016:128), film merupakan tampilan realitas yang diproyeksikan ke layar. Shoot/angel dan lighting dapat memposisikan pemain dan emosinya untuk beriringan dengan pesan di film. Eye level atau setara dengan mata penonton ditunjukkan oleh Marlina seolah meminta persetujuan penonton untuk menghabisi para perampok atau tidak.

Tatapannya yang semakin lama semakin mantab dialihkan dengan adegan dirinya mengambil buah tradisional yang mematikan, namanya buah Bintaro. Kemudian dibantailah seluruh bantit.

Dalam momen ini, saat Marlina berada di dapur, cahaya yang digunakan hanya berasal dari api tungku untuk memasak. Hal ini menunjukkan bahwa ada gejolak batin yang dimiliki Marlina.

 "Disasosiasi makna dapur dan kasur"

 Dapur dan kasur dalam kebudayaan Indonesia biasa diartikan sebagai kodrat wanita. Diasosiasi kemudian terjadi saat Marlina merencanakan pembunuhan di dapur dan memenggal kepala Markus di kasur.

"Marlina meruahkan bibir selepas membunuh"

Marlina Tersenyum Setelah Membunuh
Marlina Tersenyum Setelah Membunuh
Senyumannya mengafirmasi bahwa misinya telah berhasil. Namun, juga seolah memaparkan bahwa penonton turut andil dalam pembunuhan selepas tatapan tajamnya saat berpikir untuk menghabisi para perampok.

"Aksi membunuh perampok di depan mayat mumi suami Marlina"

Kehadiran mumi yang mengerikan mengungkap status Marlina yang berubah karena tidak ada lagi lelaki yang melindunginya. Hal ini menjadi simbol patriarki di mana Marlina merupakan kaum yang menolak kondisi sosial tersebut. terutama dalam hal dominasi para pria dalam hal fisik

"Menyandarkan bahu pada mayat mumi suami Marlina"

Marlina Bersandar di Jasad Mumi Suaminya
Marlina Bersandar di Jasad Mumi Suaminya
Seolah mengadu ke pada suami apa yang dialami dirinya

BABAK II "The Journey"

Perjalanan jauh Marlina menuju kantor polisi diawali dengan dirinya menunggu truk tumpangan bersama Novi.

"Usia kandungan Novi 10 bulan"

Tercermin budaya tahayul melalui sosok Umbu, suami Novi, yang meyakini bahwa bayi yang terlambat lahir adalah sebuah pertanda bahwa sang wanita melakukan perselingkuhan.

"Aral dalam perjalanan"

Perjalanan Marlina untuk melaporkan ke polisi digambarkan dengan cara yang tak mulus. Hal ini turut menunjukkan bagaimana kondisi era modern bagi masyarakat kalangan bawah yang kesulitan untuk mendapat proses hukum.

BABAK III "The Confession" 

"Polisi bermain ping-pong" 

Marlina Menunggu Polisi Bermain Ping-Pong
Marlina Menunggu Polisi Bermain Ping-Pong
Kondisi kesigapan penanganan hukum untuk wanita dan kaum miskin yang dinomorsekiankan oleh aparat berwajib dan semakin mempertegas bahwa paham patriarki sulit untuk diterobos.

Setelah pengakuannya ditanggapi oleh polisi, Marlina sempat menangis sesengggukan yang mana menggambarkan keputusasaannya.

"Marlina sedang mandi"

Semua sorot diarahkan kepada Marlina menunjukkan bahwa Marlina mulai memegang kemudi di dalam film.

BABAK IV "The Birth" 

 "Umbu memperlakukan Novi dengan kasar"

Umbu memperlakukan Novi dengan kasar
Umbu memperlakukan Novi dengan kasar
Umbu masih mempertahankan tahayulnya bahwa wanita hamil sungsang dan telat melahirkan itu berarti istrinya telah berselingkuh.

"Air ketuban pecah"

Novi yang akan segera melahirkan

"Franz meminta Novi masak sup ayam"

Perasaan balas dendam Franz dengan menggunakan pola serupa sebelum Marlina membunuh para bandit.

"Tatapan mata novi yang menghadap kamera"

Tatapan Novi yang sama dengan Marlina
Tatapan Novi yang sama dengan Marlina
Novi menatap dengan cara yang sama dilakukan Marlina. Setelah melakukan tatapan, Novi juga berniat untuk menghabisi Franz.

"Selepas membunuh, Novi melahirkan"

Novi melahirkan
Novi melahirkan
Momen ini merupakan poin perhatian dalam babak "The Birth" karena memperlihatkan siklus alami kehidupan bahwa ada kematian ada kelahiran.

Sumber Pustaka:

Asih, R. (2018). 3 Cerita di Balik Syuting Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Diakses pada 19 Oktober 2020, dari https://www.liputan6.com/showbiz/read/3804769/3-cerita-di-balik-syuting-film-marlina-si-pembunuh-dalam-empat-babak.

Kementerian Luar Negeri. (2019). Indonesian film "Marlina the Murderer in Four Acts" Appreciated by the Australian Public. Diakses pada 20 Oktober 2020, dari https://kemlu.go.id/canberra/en/news/2554/indonesian-film-marlina-the-murderer-in-four-acts-appreciated-by-the-australian-public.

Mudjiono, Y. (2011). Kajian Semiotika dalam film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 125-138.

Saraswati, D. P. (2017). Di Balik Soundtrack Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Diakses pada 19 Oktober 2020, dari https://hot.detik.com/music/d-3696945/di-balik-soundtrack-marlina-si-pembunuh-dalam-empat-babak.

Subagio, J. (2019). Bukan Hanya Nama Wilayah, Begini Penampakan Buah Bintaro nan Mematikan. Diakses pada 19 Oktober 2020, dari https://sains.kompas.com/read/2019/05/16/161020523/bukan-hanya-nama-wilayah-begini-penampakan-buah-bintaro-nan-mematikan.

Susanti, R. B. D. (2020). ANALISIS SEMIOTIKA FILM "MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK" Studi Analisis Semiotika Film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" (Doctoral dissertation, FISIP UNPAS).

#filmologiuts

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun