Mohon tunggu...
Ka Fil
Ka Fil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Love writing and making music.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

4 Pelajaran Berharga Solo Trip di Skotlandia

6 Agustus 2015   20:06 Diperbarui: 26 Maret 2017   14:00 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iona's Landscape from Fionnphort

Hujan akhirnya reda. Awan hitam di langit Scotland telah bergeser ke utara. Aku baru saja sampai di pelabuhan Fionnphort. Setelah sejam lebih duduk di bus yang membawaku berpindah dari Pelabuhan Craignure ke Fionnphort, akhirnya selangkah lagi aku menginjak Iona. Dari dermaga Fionnphort ini aku sudah bisa melihat pulau Iona. Sooooo excited!! Dan cukup 15 menit saja perjalanan menyeberang laut dari Fionnphort ke Iona.

 

 Iona benar-benar mengingatkanku akan Pulau Sikakap di Mentawai. Lihat saja foto di bawah ini, jalan setapaknya sungguh mirip jalan di Mentawai kala itu. Hahaha. Agenda pertamaku ketika tiba di Iona sudah tentu mencari campsite. Menurut apa yang tertera di website, campsite ini lokasinya gak jauh dari dermaga. Butuh waktu 15 menit jalan kaki untuk sampai ke sana. Aku pun segera menyusuri jalan ini dengan semangat menggebu. Tak lupa sebelumnya screening peta pulau yang terpampang di pinggir dermaga.

 

 

 

Iona's Main Road

Well, setelah 15 menit berlalu, lokasi yang kucari-cari tak kunjung terlihat. Padahal aku jalan cepat lo bukan jalan di tempat. Kasihan kedua kakiku yang mulai pegel lantaran jalan menanjak yang seolah gak ada ujungnya ini. Aku tengok kanan kiri kok nggak ada tanda-tanda lokasi campsite yah. Jadi galau deh. Jangan-jangan aku nyasar, atau kelewatan. Waktu aku lihat jalan di depan yang masih terhampar panjang, gak meyakinkan banget seolah gak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Makin galauuu. Mau tanya orang tapi gak ada orang sama sekali.. sunyi.. sepi.. ngeri bin mencekam. Ih horor banget deh. Langsung kebayang film-film serial killer dan Criminal Minds yang sering aku tonton. Yang ada makin menciutlah nyaliku untuk lanjut melangkah. Akhirnya aku memutuskan untuk balik ke dermaga.

Setelah 15 menit berikutnya, aku sampai kembali di dermaga. Membaca ulang peta dan semakin yakin kalau jalan yang ku tempuh sudah benar. Aku pun mengulang kembali perjalanan dari dermaga ke atas, sambil sesekali ngedumel..pegel. Dalam perjalanan kali ini, tetiba ada mobil yang disupiri seorang pria agak tambun melaju mendahuluiku. Aku melipir sejenak ke tepi saat mobil itu memberi isyarat akan lewat. Di badan mobil itu tampak logo bergambar tenda hijau dengan tulisan 'campsite'. Sepertinya logo itu tak asing lagi buatku. Sayangnya keterlambatan berpikirku lantaran kebanyakan ngedumel dan kecapean kala itu membuatku telat sadar kalau tentu saja itu mobil campsite dan aku bisa numpang. Begitu (telat) sadar, aku langsung teriak minta agar mobil itu berhenti. Bahkan pakai acara melambai-lambai dan lari-lari berusaha mengejar mobil itu. Sayangnya nihil. Mobil itu sudah terlalu jauh. Sebel sih karena nggak bisa numpang, apalagi aku udah kecapean banget kala itu. Tapi di sisi lain aku semakin yakin jalan ini memang mengarah ke lokasi tujuan.

 

Well, setelah 30 menit jalan terseok-seok dari dermaga, akhirnya sebuah papan bertuliskan 'CAMPSITE' membuat diriku lega. Sampai juga, men! Buru-buru aku buka gerbang dan menuju ke sebuah rumah dengan papan kecil bertuliskan 'Office' di pintunya. Setelah check in dan sedikit curhat dengan mas-mas bule gendut yang tadi saya lihat nyetir mobil (lebih tepatnya sih check in cuma semenit dan curhatnya 10 menit), akupun langsung di antar ke lokasi kemah yang tepat ada di belakang rumah itu.

Lokasi kemahya sendiri cukup luas dan asiknya ada bukit kecil yang pastinya menguntungkan buat menghalau angin. Jadi akupun memilih bertenda di samping bukit itu. Kalau lihat gambar di samping, itu perlengkapan kemahnya disewa dari mas bule gendut tadi.

Waktu itu aku nggak sendirian. Ada sekelompok anak sekolah yang lagi kemping bareng, juga sepasang kekasih asal Hungaria yang tendanya ada di balik bukit itu. Selain itu juga ada seorang solo traveler pria asal Norwegia yang tendanya tepat seberangan sama aku. Enggak kok aku nggak tp-tp (baca: tebar pesona) sama dia. Suerr! Dan ada juga Milo, seekor anjing hitam putih milik mas bule gendut pemilik campsite, yang seriuosly mirip banget sama Cherry anjingku di rumah. Kalimatnya ambigu yah.. okeh, maksudku yang mirip Cherry itu si Milo, bukan mas bule gendut :)

Otreh, agenda berikutnya ya pastilah pitch my tent. Berbekal ilmu kebal dingin, kebal capek, dan ilmu pasang tenda dan gali tanah, 30 menit tendaku sudah berdiri kokoh. Bahkan aku punya kompor alam buatan sendiri.

Tendapun jadi dan akhirnya bisa rebahan, istirahat sejenak sebelum menjelajahi pulau Iona. Saat itulah aku review sejenak perjalananku dari dermaga sampai ke perkemahan itu. Mengingat-ingat perjalanan tadi membuat aku tersenyum geli sendiri. Ya, perjalanan hidup aku seringnya sih mirip kayak perjalanan mencari perkemahan itu. Dan berikut beberapa pelajaran yang aku dapat lewat perjalanan itu:
  • Baca peta aka petunjuk jalan gak menjamin perjalanan kita langsung serrr nyampe...gampang, mulus, tanpa hambatan.
  • Sering banget aku nyerah, padahal tinggal selangkah lagi.
  • Gak ada yang salah dengan 'putar balik' selama itu menguatkan keyakinanku. Eh tapinya kan makan waktu lebih lama untuk sampai tujuan yak. 
  • Kadang aku maunya 'nebeng' proses orang lain yang kelihatan lebih gampang, lebih cepat, dan lupa kalau aku punya prosesku sendiri.

Nah, begitu dulu ya postingan kali ini. Semoga ga cuma aku yang belajar dari perjalanan ini.

 

 

To be continued...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun