Mohon tunggu...
Filivi Delareo Wanwol
Filivi Delareo Wanwol Mohon Tunggu... -

Stock Observer

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Persepakbolaan Indonesia, Menghibur atau Menggiur?

15 April 2016   08:00 Diperbarui: 15 April 2016   08:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

 

Narasumber : IS (nama Disamarkan)

Tema : Olahraga

Topik :  Kelanjutan Persepakbolaan Indonesia

 

Wawancara yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016 ini membahas mengenai kelanjutan persepakbolaan di Indonesia, dengan narasumber IS, lulusan strata 2 Universitas ternama di Indonesia.

Pertanyaan pertama yang kami lontarkan ialah mengenai apa yang terjadi dengan persepakbolaan Indonesia saat ini menurut pemikiran IS. IS menjelaskan bagaimana sebuah sepakbola hanyalah sebuah sepakbola belaka bagi orang-orang awam. Tetapi, bagi elite-elite politik, bola merupakan sarana politik dan sarana keuangan, serta sarana hiburan. Oleh karena itu kisruh persepakbolaan Indonesia tidak pernah usai. IS mengambil sudut pandang pada zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, dimana sepakbola Indonesia dipegang oleh orang-orang politisi,bukan orang pada sepakbola.

Beliau menjelaskan beberapa politisi yang masuk dalam dunia sepakbola, seperti Nurdin Halid. Itulah mengapa “wajar” jika sepakbola di Indonesia itu hancur, karena dipegang oleh orang-orang politisi dan menjadi ketua merupakan sebuah hal yang diperebutkan. Sepakbola bukan hanya sebatas sebuah olahraga,tetapi dijadikan sebagai sumber uang, dan dijadikan sumber modal politik juga. Bagaimana kita mengetahuinya[T1] ? Pemegang PSSI banyaknya ialah para politisi dari sebuah partai ternama di Indonesia.

 Pemerintah menginginkan bahwa merekalah yang memegang penuh PSSI, namun PSSI tanpa partai ini tidak dapat hidup. Partai ini yang membiayai pemain-pemain tim nasional untuk bermain di luar. Inilah awal dari olahraga sebagai industri. Semua orang ingin menjadi ketua PSSI. Fakta yang terjadi bahwa dalam satu bulan,seorang ketua PSSI dapat “memegang” uang 2 miliar. Dapat terlihat dari pindahnya seorang anggota DPR dan mendukung mati-matian terhadap PSSI, yang menunjukkan bahwa DPR saja tidak ada apa-apanya dibandingkan posisi ketua PSSI.

                Ketika kita membicarakan mengenai PSSI, dan membicarakan bagaimana agar PSSI ini dapat menjadi lebih baik, itu sangatlah sulit. Akar dari masalah ini ialah organisasi persepakbolaan Indonesia dipegang oleh orang-orang politisi, bukanlah orang yang mengerti mengenai sepakbola.

Tapi di balik semua hal negatif dari politisi yang memegang PSSI, ada dampak positif yang dapat diberikan. Kampanye yang dilakukan oleh politisi akan sangat berguna ketika suasana sepakbola Indonesia sudah dalam keadaan yang aman. Dalam pengembangannya, PSSI membutuhkan sosok ketua yang mampu dalam segi finansial dan relasi terhadap dunia luar, hal inilah yang tidak dapat diberikan pada orang awam yang mengerti sepakbola, namun dapat diberikan oleh para pengusaha dan politisi di Indonesia. Adanya perbedaan yang signifikan ketika 2 zaman pemerintahan PSSI yang diketuai oleh 2 orang yang berbeda. Ketika dipegang sipil, sepakbola tidak berjalan. Namun ketika dipegang pengusaha, sepakbola Indonesia dimanfaatkan.

Pertanyaan selanjutnya yang diberikan ialah bagaimana dampak terhadap masyarakat luas, ketika kita telah mengetahui positif dan negatif ketika dipegang oleh seorang politisi. IS menjawab bahwa masyarakat Indonesia itu rata-rata kelas menengah ke bawah. Hal yang mereka ingin tahu ialah olahraga sepakbola ini jalan, tidak memikirkan hal yang lain. Tetapi,masyarakat seharusnya tahu bahwa sepakbola Indonesia ini tidak beres. Kesadaran bahwa sepakbola Indonesia itu hampir setara dengan sepakbola eropa. 

Itulah mengapa sepakbola Indonesia memiliki nilai jual. Banyak bidang yang dapat dicakup oleh sepakbolam baik dari segi ekonomi, politik,bahkan industri. Pemerintah seharusnya memperhatikan berbagai hal sebelum menetapkan ketua PSSI sebagai tersangka korupsi dengan jumlah 5 miliar. Dalam suatu undang-undang, barangsiapa yang tersangkut dalam suatu kasus, tidak boleh mengikuti kongres. Hal inilah yang dilakukan oleh para politisi yang ingin mendepak ketua PSSI saat ini.

Ditetapkannya La Nyalla sebagai tersangka tidak terlalu berpengaruh terhadap PSSI, karena PSSI ialah suatu organisasi yang besar. Namun,hal yang mempengaruhi PSSI ialah adanya orang dari pemerintahan yang ikut andil dalam pengaturan PSSI itu sendiri, yang ternyata tidak ada.

Pemerintah dinilai salah karena telah membekukan SK dari PSSI itu sendiri. Cara untuk mendapatkan PSSI yang sah dan legal ialah mengikuti kongres. Kesalahan pemerintah ialah tidak adanya anggota PSSI yang pro akan pemerintah, sehingga ketika kongres, akan terjadi suatu penyimpangan. Hal yang menarik dari sepakbola Indonesia ialah para pemegang club, juga termasuk dalam para politisi dan pemegang suatu daerah yang terkenal.

Suatu pertanyaan yang cukup krusial, dimana pewawancara mempertanyakan mengapa partai yang terkenal dengan lambang beringin, lebih kuat eksistensinya daripada para partai pesaing lainnya. IS menjawab dengan mudah, bahwa partai ini telah berkutat dan memiliki popularitas yang tinggi semenjak zaman Suharto menjabat. Mendepak partai dengan lambang beringin ini dapat dilaksanakan dengan maju dalam kongres, mendepak secara demokrasi. Namun relasi yang kuat dan finansial yang mumpuni dari para politisi di partai ini yang menyebabkan mereka dipilih sebagai pemegang kekuasaan.

Pembekuan SK yang dilakukan pemerintah, yang bagi sebagaian orang akan membuat nama Indonesia tercoreng di dunia luar, dibantah oleh IS. Banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi, dan banyak hal yang dapat mengubah persepsi kalangan luas.

Turnamen-turnamen bergulir, baik Sudirman Cup, Piala Gubernur Kaltim, atau juga Bhayangkara Cup. Hal ini dilaksanakan oleh negara agar pemain dan club sepakbola tidak ‘mati’ dan masyarakat terhibur. Namun. Hal yang dibutuhkan bukanlah turnamen, namun kompetisi.

Salah satu alasan pembekuan SK ialah adanya pengaturan skor. Namun narasumber kami masih ragu akan hal ini. ada benar dan salah dalam pengaturan skor ini sendiri. Ketika kami mempertanyakan mengenai calon kandidat ketua PSSI. Narasumber juga merasa bingung, karena harus memilih yang tepat. Beliau hanya mengatakan, siapapun yang menjad ketua PSSI harus berani membuat sebuah keputusan yang adil,memiliki terobosan yang sangat luar biasa,jujur,dan terbuka. IS juga berharap bahwa PSSI dan pemerintah dapat memajukan sepakbola itu sendiri, agar lebih baik kedepannya.

 [T1]e

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun