Grandong lugu: “Kalau begitu siapa dong yang seharusnya bisa membantu?”, kata grandong dengan keluguannya
Grigidul: "ya wakil mereka dan pimpinan daerah mereka, kata teman saya yang masih kuliah di Rusia Fakultas Perbanditan Managemen Tipudaya semester akhir, untuk bisa melaksanakan pembagunan harus mesti dianggarkan di APBD, tetapi untuk bisa lancar pembangunan itu, APBD jangan sampai masuk angin dan kentut".
Gerandong lugu: sambil memegang kepala silugu masih saja belum paham “ BAGINDA APA ITU APBD?”.
Grigidul: ”APBD ADALAH UANG RAKYAT YANG DIKELOLA OLEH DAERAH UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT bukan untuk Kesejahteraan Pejabat, ini Indonesia bukan Rusia bagai mana sudah paham.
Grandong lugu: "Paham baginda"
Grigidul: "kalau kamu sudah paham semoga wakil mereka juga bisa lebih paham, kalau mereka belum paham berarti malu dong sama kamu Mr. Gerandong lugu"
(Selesai)
Ket:
Cerita "Gerandong Takut Jembatan Ampera" adalah Fiksi, akan tetapi Kondisi Jembatan dan lokasi adalah Fakta. Mohon maaf jika susunan cerita dan pemakaian kata serta kalimat tidak tersusun dengan baik dan benar serta tidak memenuhi standar penulisan fiksi, karena saya sediri bukan ahli pembuat cerita fiksi. Namun terlepas dari memenuhi standar cerita fiksi atau tidak marilah semua pihak terkait bisa melakukan reaksi dan aksi dari sentilan subtansi cerita ini.I ntinya jangan bikin greandong takut lagi, dan jangan sampai malu sama gerandong ......ha ha ha... terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H