4. Menggali Potensi Katekese Melalui  Evangelisasi
"Buka lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku" (Gal. 2:20). Ungkapan yang membuka mata orang akan evangelisasi yang selalu mengusahakan perkembangan dalam setiap perjalanannya, yang merujuk pada setiap orang akan rencana Tuhan kepada mereka.  Kesadaran akan usaha perkembangan dan pendewasaan terus-menerus dimuat oleh evangelisasi sesuai zamannya. Tuhan selalu mengusahakan perkembangan melalui  pembinaan Roh Kudus yang diberikan kepada kita lewat tindakan evangelisasi. Perintah Tuhan mencakup panggilan untuk selalu bertumbuh dalam iman: ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Mat. 28:20). Harapannya semua anggota mengalami perkembangan dalam Kristus, sehingga mampu memberikan pewartaan kepada orang berikutnya. Bagaimana perintah untuk saling mengasihi menjadi evangelisasi dasar kepada orang lain melalui tindakan sehari-hari.Â
Sebagaimana ungkapan oleh Santo Yakobus "hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", (2:8), agar segala tindakan tidak merugikan orang lain dan diri sendiri. Masuk kepada proses tanggapan pertumbuhannya selalu di mulai oleh karunia Allah, karena Tuhan sendiri menegaskan bahwasanya baptislah mereka di dalam namaKu supaya karunia pengangkatan sebagai anak-anak menjadi tanda rahmat yang selalu diberikan Dia kepada kita. Dengan demikian kita memberikan diri kita diubah dalam Kristus melalui hidup yang melangkah maju". "Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh" (Rom. 8:5). Maka menegaskan kembali akan hidup untuk memberikan diri akan karya Roh Kudus dalam keseharian, hingga sebuah proses tanggapan dan pertumbuhan selalu dimulai oleh rahmat Allah. Rahmat yang diusahakan Allah terus-menerus diberikan hingga membuahkan hasil melalui tujuan akhir katekese, mampu menempatkan seseorang bukan hanya dalam hubungan, melainkan dalam persekutuan, dalam keintiman dengan Yesus Kristus.Â
Semakin jelas bahwa pembentukan katekese membuat proses setiap pribadi semakin mengenal Allah dan Injil keselamatan-Nya yang membebaskan melalui keintiman kedekatan akan Allah melalui pewartaan kerajaan Allah. Mendidik mentalitas iman yang terus menerus diusahakan oleh katekese yang senada dengan Injil, sehingga merasa berpikir dan bertindak seperti Kristus. Membantu orang dalam pembinaan iman membentuk memberikan perhatian istimewa kepada "jalan keindahan" (via pulchritudinis). Mempercayai bahwasannya pewartaan merupakan tindakan percaya pada-Nya dan mengikuti-Nya, tetapi keindahan menjadi poin penting yang membuat semarak sukacita lebih terus-menerus mendalam akan banyaknya tantangan kesulitan yang marak terjadi di dunia dewasa ini. Keindahan menjadi sarana untuk menyentuh hati manusia sehingga membuat Kristus tinggal dan menetap di dalam diri mereka. Maka via pulchritudinis bagian usaha untuk meneruskan iman.Â
Pewartaan tidak hanya melalui homili, melainkan usaha evangelisasi pun menjadi ajakan yang didasarkan pada Sabda Allah. Maka berbagai upaya ditunjukan oleh pewarta injil untuk membentuk ajakan akan Sabda yang harus ditegaskan kepada setiap orang. Sehingga tepat ungkapan dokumen Evangelii Gaudium, bahwasanya Studi Kitab Suci harus menjadi pintu yang terbuka bagi setiap orang beriman.
5. Penutup
Berangkat dari perjalanan pastoral yang tidak mudah diimplementasikan, memaksa tekad bekerja lebih keras melalui bantuan Roh Kudus akan pewartaan Injil. Banyaknya tuntutan zaman membuat seolah menarik paksa kesalahpahaman terjadi di kalangan umat. Gereja selalu mengupayakan penyelesaian dengan berbagai bentuk, Seruan Tahta Suci dan keuskupan bagi umat seluruh dunia. Tugas utama umat dalam membangun hidup komunitas kristen untuk menyerukan pertobatan dan kegiatan pastoral, sehingga membangun setiap kepribadian komunitas kristen. Maka penutup untuk kesimpulan ini adalah penegasan kembali akan kesaksian hidup orang kristen di tengah masyarakat sendiri, menunjukan kemampuan untuk memahami dan menerima, akan membagi hidup dan nasibnya, karena pada dasarnya merupakan tindakan yang luhur dan baik. "Marilah dan Lihatlah," sebuah ungkapan Yesus kepada para murid-Nya untuk mengatakan berjalan bersama Dia baik untung maupun malang. Seperti evangelisasi, kita membutuhkan bantuan Tuhan, melalui Roh Kudus yang terus-menerus membimbing dan menuntun kita di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H