Abstrak
Potret utama yang memberikan Katekese melalui evangelisasi adalah Yesus Kristus: pengajaran yang diberitahukan di zaman-Nya. Para murid-Nya menjadi tokoh mewartakan Injil dengan bantuan dan peranan Roh Kudus setelah Yesus naik ke surga, untuk memberikan pembinaan iman kepada orang-orang. Banyak kesalahpahaman dalam pembinaan iman di kalangan umat, sehingga tawaran oleh Tahta Suci selalu diberikan melalui Seruan Apostolik, untuk menunjukan potensi, peranan, dan kesaksian hidup dari masing-masing-umat.Â
Kata kunci: Peranan, Potensi, Kesaksian.
1. Katekese pada awal Gereja
"Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam Dia". Penjelasan dari surat pertama Yohanes sebuah pusat iman kristiani. Mengenai iman kristiani sendiri, merupakan sebuah usaha yang terus-menerus dilakukan sehingga membantu menuju kasih tersebut. Tuhan menjadi figur utama yang memberikan kasih-Nya melalui katekese. Katekese melalui perumpamaan, mengajar, berkhotbah, merupakan cara Tuhan membangun iman orang-orang pada zaman-Nya. Pembinaan iman terus-menerus dilakukan dengan berbagai cara, hingga para rasul menjadi pengganti Dia yang mengajar mereka. Para rasul menggunakan metode mewartakan injil yang senada dengan berkumpul bersama, pengajaran secara lisan, menggunakan tulisan para Apostolik.Â
Di dalam karya para rasul, Roh Kudus memampukan mereka selalu untuk meneguhkan hari para saudara untuk suatu tugas yang telah mereka terima dari Tuhan, karena dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Pewartaan yang diberikan oleh para rasul dimuat dan diteruskan oleh para Bapa Gereja. Bapa Gereja antara lain, St. Cyrilus dari Yerusalem, Yohanes Chrisostomus, Ambrosius, Klemens dari Roma, Origenes, Agustinus, dan lain-lain. Mereka menyelenggarakan katekese dengan bentuk tulisan-tulisan refleksi teologis yang menghantar setiap pendengar kepada pembinaan iman pada zaman itu.Â
Warisan melalui tulisan-tulisan bapa Gereja masih digunakan. Sehingga, kini Gereja mempercayai peran Roh Kudus yang bekerja membimbing dan menuntun Gereja dalam perjalanannya. Yohanes Paulus II menegaskan dalam dokumen catechesi tradendae; katekese merupakan hak dan tugas Gereja, maka katekese menjadi tanggung jawab seluruh umat Gereja. Maka, katekese awal merupakan hubungan yang perlu antara kegiatan misioner yang menyerukan pertobatan dan kegiatan pastoral yang terus menerus memupuk komunitas kristen, sehingga katekese ini bukanlah sebuah pilihan, melainkan kegiatan dasar dan utama untuk membangun setiap kepribadian setiap murid dan juga bagi segenap komunitas.
2. EvangelisasiÂ
Imbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI menegaskan pentingnya sebuah kesaksian hidup dari orang kristen atau sejumlah orang kristen, di tengah masyarakat mereka sendiri, menunjukan kemampuan mereka untuk memahami dan menerima, untuk membagi hidup dan nasibnya, dengan orang lain solidaritas mereka serta usaha mereka untuk melakukan semua hal yang luhur dan baik. Sehingga peran penting setiap umat Gereja memberikan secara tulus setiap kesaksian hidup yang pernah dialami dengan menunjukan kasih-Nya. Melalui kesaksian hidup menjadi cara yang paling berpengaruh dan efektif. Namun yang terjadi dalam perjalanannya pastoral tidaklah mudah, karena pewartaan tentang Yesus menjadi hal yang bisa menimbulkan kesalahpahaman di antara umat, banyak yang memberikan pewartaan dengan tidak memiliki sumber Kitab Suci dan tidak berlandaskan gagasan yang jelas. Sehingga Petrus menegaskan bahwa "siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan-jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan-jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada pada kamu". Inilah mengapa, Gereja terus-menerus menegaskan kepada seluruh umat, katekese menjadi bagian dari masing-masing pribadi yang diberitahukan kepada orang lain, dengan begitu umat mengambil dalam tugas Gereja yang mewartakan, bagaimana diungkapkan dalam (Mzm. 78:3-4) "yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami, tidak hendak kami sembunyikan dari anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya dan perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya".
3. Integrasi: Katekese dan Keyrgma
Semua pembinaan kristiani merupakan pendalaman kerygma, yang mendarah daging semakin mendalam dan terus-menerus menerangi karya katekese, untuk memampukan kita memahami dengan lebih penuh makna setiap tema yang dikembangkan dalam katekese. Sehingga menjadi poin penting dalam katekese, setiap orang dapat menemukan pewartaan itu layak untuk dipercaya. Maka usaha pendalaman kerygma menjadi jalan terang karya katekese, agar mendalami pemaknaan dalam katekese, dengan pengungkapan kasih Allah yang menyelamatkan. Maka menjadi tugas pewarta injil untuk membantu orang-orang dengan setiap sikap untuk menerima pesan: keramahan, kesabaran, sikap penerimaan orang tanpa menghakimi. Sehingga pendidikan dan katekese selalu melayani pertumbuhan. Tawaran selalu diberikan oleh Tahta Suci dan berbagai keuskupan, pembinaan katekese untuk pewarta injil diperlukan agar tidak terjadinya kesalahpahaman kepada orang banyak. Contoh Tahta Suci mengeluarkan Seruan Apostolik Catechesi Tradendae (1979), Petunjuk Umum Katekese (1997) dan masih banyak penawaran yang Tahta Suci akan pembinaan akan katekese dengan pendalaman kerygma. Melalui kegiatan evangelisasi, peran pokok pewartaan pertama atau kerygma menjadi tampak lebih jelas akan upaya pembaruan Gereja. Sehingga sampai kepada integritas katekese dan kerygma, iman diwartakan dengan satu atau lain cara melalui proses katekese, sehingga jelas ditampilkan dalam Evangelii Gaudium, iman setiap anggota Gereja lainnya hendaknya bertumbuh dalam kesadaran bahwa ia sendiri juga perlu dievangelisasi.Â